Berita

Perjalanan Hj. Uci Dari Tenaga Honorer TK2D Hingga Menjadi Anggota DPRD Kutim

1164
×

Perjalanan Hj. Uci Dari Tenaga Honorer TK2D Hingga Menjadi Anggota DPRD Kutim

Sebarkan artikel ini

WARTAKUTIM.CO.ID,SANGATTA – Hj. Uci, S.E, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), memiliki perjalanan karier yang inspiratif. Sebelum terpilih menjadi anggota DPRD, Hj. Uci bekerja sebagai tenaga honorer di salah satu instansi Pemerintah Kabupaten Kutai Timur selama kurang lebih 11 tahun. Kini, ia menjadi satu-satunya perempuan di Fraksi PKS dengan tekad kuat untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat.

Dalam wawancara yang berlangsung belum lama ini, Hj. Uci berbagi cerita tentang perjalanan hidupnya dari seorang tenaga honorer hingga berhasil meraih posisi sebagai anggota legislatif. Ia mengakui bahwa perjalanan tersebut tidaklah mudah, namun penuh dengan pelajaran berharga yang membentuk karakternya sebagai seorang pemimpin.

“Saya memulai karier di dunia kerja sebagai tenaga honorer, dan pengalaman tersebut mengajarkan saya banyak hal, terutama tentang disiplin, kerja keras, dan ketekunan. Kini, sebagai anggota DPRD, saya ingin menerapkan nilai-nilai tersebut dalam setiap keputusan yang saya buat,” ungkap Hj. Uci.

Sebelum memutuskan untuk maju di pemilihan legislatif, Hj. Uci sempat mempertimbangkan untuk menjadi ibu rumah tangga setelah mengabdi sebagai tenaga honorer. Namun, tawaran untuk maju sebagai calon legislatif datang dari suaminya, H. Abu, yang memintanya untuk mempertimbangkan terjun ke dunia politik.

“Setelah hampir satu bulan saya resign, saya diajak suami untuk maju menjadi caleg. Saya sempat berpikir panjang untuk memantapkan diri saya untuk maju, karena sebelumnya saya hanya berpikir untuk menjadi ibu rumah tangga,” ujarnya.

Keputusan untuk maju di pemilihan legislatif tidak langsung mengarahkan Hj. Uci ke PKS. Ia menerima berbagai tawaran dari partai politik lainnya sebelum akhirnya memilih PKS sebagai alat perjuangannya. Keputusannya memilih PKS didasarkan pada pertimbangan sistem kekeluargaan dan spiritualitas yang kuat dalam partai tersebut.

“Saya bergabung di PKS itu belum menjadi kader. Untuk maju di Pileg, saya harus memilih partai, dan partai itu adalah PKS sebagai alat perjuangan saya,” ungkapnya.

Sebagai mantan tenaga honorer atau Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TK2D), Hj. Uci sangat memahami nasib mantan rekan-rekannya. Di legislatif, ia berkomitmen untuk memperjuangkan nasib TK2D dan memastikan bahwa mereka mendapatkan perhatian dan perlindungan yang layak dari pemerintah.

Hj. Uci berharap perjalanannya ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi perempuan yang ingin terjun ke dunia politik dan memperjuangkan kepentingan masyarakat. “Saya ingin terus belajar dan bekerja keras untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat Kutai Timur,” tutupnya. (adv)