JAKARTA – Kompetisi kasta kedua sepak bola Indonesia, Pegadaian Championship 2025/2026, resmi dimulai pada Jumat (12/9/2025). Musim baru ini membawa nuansa segar, tak hanya dari sisi persaingan klub, tetapi juga lewat penerapan teknologi Video Assistant Referee (VAR) untuk pertama kalinya di liga ini.
Penerapan VAR diyakini menjadi terobosan penting dalam meningkatkan kualitas keputusan wasit, meski di sisi lain juga menjadi tantangan besar bagi penyelenggara dalam menjaga kelancaran jalannya pertandingan.
Musim ini, sebanyak 20 klub ambil bagian dan terbagi ke dalam Grup Barat dan Grup Timur, masing-masing berisi 10 tim. Nama-nama besar seperti Persipura Jayapura, Barito Putera, Persela Lamongan, PSS Sleman, hingga PSMS Medan siap meramaikan persaingan. Kehadiran klub-klub bersejarah itu diprediksi membuat jalannya kompetisi semakin menarik, terutama karena ambisi mereka untuk kembali naik kasta ke Liga 1.
Di sisi lain, dari segi nilai skuad, tiga tim dengan komposisi pemain termahal saat ini adalah Barito Putera (Rp45,80 miliar), PSS Sleman (Rp41,02 miliar), dan Persipura Jayapura (Rp37,02 miliar). Sementara Sriwijaya FC tercatat memiliki nilai skuad terendah, yakni sekitar Rp6,61 miliar. Kendati demikian, harga skuad bukanlah jaminan mutlak prestasi, apalagi bursa transfer masih memungkinkan perubahan hingga penutupan pendaftaran pemain resmi.
Persaingan di awal musim juga diprediksi berlangsung ketat. Klub unggulan mungkin lebih difavoritkan, tetapi tim dengan label “underdog” tetap berpotensi menciptakan kejutan. Nama seperti PSMS Medan tengah berupaya mengulang kejayaan masa lalu, Barito Putera bertekad bangkit usai terdegradasi, sedangkan Persipura Jayapura diyakini tetap konsisten lewat kombinasi pemain muda dan berpengalaman.
Dengan padatnya jadwal, hadirnya teknologi VAR, serta komposisi peserta yang penuh warna, Pegadaian Championship 2025/2026 dipastikan menyajikan drama, persaingan ketat, hingga lahirnya bintang-bintang baru di sepak bola Indonesia.
