Berita

SINDaKRAF 2025: Langkah Strategis Kutai Timur Bangun Ekonomi Kreatif Berbasis Data dan Kearifan Lokal

100
×

SINDaKRAF 2025: Langkah Strategis Kutai Timur Bangun Ekonomi Kreatif Berbasis Data dan Kearifan Lokal

Sebarkan artikel ini

Kabid Ekonomi Kreatif Rifanie: Dunia Film Jadi Wajah Baru Promosi Wisata Kutim

SANGATTA —Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Pariwisata terus memperkuat ekosistem ekonomi kreatif sebagai salah satu motor penggerak pembangunan daerah. Program terbaru bertajuk SINDaKRAF 2025 (Sistem Informasi Data Ekonomi Kreatif) resmi diluncurkan sebagai langkah strategis dalam membangun kebijakan berbasis data akurat, terukur, dan terintegrasi.

Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kutim, Akhmad Rifanie, menjelaskan bahwa SINDaKRAF bukan sekadar proyek pendataan administratif, tetapi fondasi untuk merancang arah pembangunan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.

“Kehadiran SINDaKRAF bukan hanya agenda pendataan administratif, melainkan langkah strategis membangun kebijakan yang berpijak pada data akurat dan terintegrasi,” tegas Rifanie dalam rapat bidang yang digelar di Ruang Rapat Dinas Pariwisata Kutim, Senin (14/10/2025).

Dalam wawancara eksklusif bersama wartawan Warta Kutim, Rifanie menyoroti besarnya potensi subsektor film dan video dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif Kutim.

“Dunia film sangat menjanjikan dalam ekonomi kreatif. Melalui karya sinematik, kita bisa memperkenalkan potensi wisata, budaya, dan kearifan lokal Kutai Timur kepada publik yang lebih luas,” ujarnya.

Menurut Rifanie, film tidak hanya menjadi media hiburan, tetapi juga jendela promosi daerah yang efektif. Keindahan alam, keberagaman budaya, serta karakter masyarakat Kutim dapat dikemas secara kreatif untuk menjadi daya tarik wisata sekaligus peluang ekonomi baru.

“Film dan video bukan hanya tontonan, tapi juga cara baru memperkenalkan identitas Kutai Timur. Ketika kearifan lokal dipadukan dengan kreativitas generasi muda, hasilnya bisa luar biasa,” tambahnya.

Rifanie juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor—antara pelaku kreatif, komunitas, dan pemerintah daerah. Ia mengajak seluruh pelaku ekonomi kreatif di Kutim untuk mendaftarkan diri melalui sistem SINDaKRAF, agar potensi mereka terdata dan dapat memperoleh dukungan program pengembangan secara tepat sasaran.

“Dengan data yang kuat, kolaborasi yang solid, dan kreativitas tanpa batas, kita bisa menjadikan Kutai Timur sebagai daerah yang dikenal karena ide dan inovasinya,” pungkas Rifanie.

Melalui SINDaKRAF 2025, Dinas Pariwisata Kutai Timur berharap terbangunnya sinergi nyata antara dunia usaha, komunitas kreatif, dan pemerintah daerah. Harapannya, ekonomi kreatif tidak hanya menjadi tren sesaat, tetapi tumbuh sebagai pilar penting pembangunan berkelanjutan di Bumi Tuah Etam tercinta.