Sangatta,Wartakutim.com – Nama Ketua DPRD Kutai Timur Mahyunadi, tampaknya masih terlalu “tangguh” dibanding kandidat-kandidat bakal calon bupati-wakil bupati lainnya yang hendak bertarung pada Pilkada Kutai Timur,pada 9 Desember 2015 mendatang.
Dari hasil 3 lembaga survay yakni lingkaran Survay Indonesia (LSI), Indo Barometer dan Citra Publik Indonesia (CPI), yang diinisiasi oleh DPD Partai Golkar Kaltim dan relawan Sahabat Mahyunadi, adik wakil ketua MPR RI (Mahyudin) ini menempati urutan teratas, baik secara popularitas maupun elektabilitas. Bisa jadi, apabila pesta demokrasi digelar sekarang, Mahyunadi bakal keluar menjadi Bupati Kutai Timur.
Mahyunadi menyebutkan, pelaksanaan survay dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama dilakukan lembaga CPI pada tanggal 6-10 MEI 2014, tahap kedua dilakukan lembaga survay Indo Baremeter pada tanggal 11-18 Mei 2015 dan Lembaga Survay LSI dari tanggal 21-28 Mei 2015.
“Dari Indo Barometer, dengan simulasi empat bakal calon, saya memperoleh 41,8 persen,di urutan kedua hasilnya 15,8 persen, dan urutan ketiga memperoleh 13,5 persen,peringkat keempat 3,0 persen. Sementara untuk swing voter 25,9 persen. Sedang untuk tiga bakal calon saya memperoleh 47 persen”ungkapnya.
Sementara untuk hasil survay CPI, ungkap dia, pihaknya memperoleh sebesar 33 persen, dari 13 bakal calon yang masuk daftar survay, sedangkan untuk peringkat kedua hasil survay CPI memperoleh 12,4 persen dengan jumlah swing Voter 26,6 persen.
Lebih lanjut dia menyebutkan, untuk laporan hasil survay LSI, dari delapan calon tertutup, Mahyunadi memperoleh 29,1 persen. pihaknya tidak menyebutkan hasil survay 7 bakal calon lainnya.
Dia mengatakan, untuk survay LSI dan CPI, juga dilakukan dengan metode simulasi berpasangan, pihaknya mengaku kedua hasil survay dua lembaga tersebut selalu memenangkan Mahyunadi baik berpasangan dengan siapapun.
Mahyunadi menegaskan, hasil survay ini dapat dipertanggungjawabkan dan dalam metode survay pihaknya tidak melakukan intervensi terhadap ketiga lembaga survay, baik yang bekerjasama dengan DPD Partai Golkar kaltim.