Udara Berau dalam beberapa hari kedepan akan disemarakan dengan kehadiran ultra light sebuah pesawat yang sedang digandrungi pencinta aeromodelling. Pesawat yang menggunakan parasut dan satu mesin tunggal di bagian belakang ini, selama beberapa hari melakukan penerbangan Berau dan sekitarnya termasuk Pulau Derawan yang terkenal keindahannya.
Arif Effendi dari Jogja Flyng Club (JFC) kepada WartaKutim.com, menerangkan kedatangkan mereka di Berau untuk Fun Flay (FF) di Berau. “Inilah hobi, kami ingin terbang di udaranya Berau dan sekitarnya yang kami ketahui cukup indah karenanya kami sangat tertantang untuk bisa menikmati udara Berau sekaligus melakukan pemotretan,” ujar Arif Effendi.
Dalam percakapan disebuah rumah makan di Sangatta, Rabu (13/11), tokoh digantara di Kota Gudeg ini mengakui terbang dengan ultra light sangat mengasyikan, terlebih-lebih bagi fotografer. Namun, ia mengakui semua sudut Indonesia sangat indah untuk diabadikan, karenanya ia mengakui keluarga JFC selalu mengandeng penghobi lain seperti penyelam yang memang mengemari dunia bawah laut.
Pesawat ultra light salah satu cabang olahraga Dirgantara yang ditampilkan selama Jogja Air Show (AJS) termasuk pada 2014 mendatang. Disebutkan Arif Effendi, selama AJS 2014 sejumlah negara akan ikut menyemarakan. “Lokasinya tetap di Pantai Depok Bantul,” jelasnya.
Bersama krunya diantaranya Yanto dan Adie, disebutkan anggoat JFC selalu ikut berperan aktif dalam misi kemanusiaan termasuk terhadap pencarian korban tenggelam di Pantai Parangteritis Yogyakarta, selain itu ketika Merapi meletus.
Menurut Arief, selain hobi semua anggota JFC juga ingin mengenal seluruh daerah di Indonesia yang hasilnya bisa disampaikan ke berbagai pihak. “Pesawat ultra light tidak begiu mahal apalagi dikaitkan dengan fungsinya untuk kegiatan sosial seperti ketika terjadi kecelakaan baik udara maupu laut, karena dengan kecepatan yang ada ultra light bisa terbang dengan ketinggian dua ratus meter dari permukaan,” beber Arif.
Dalam perjalanan menuju Berau, Arif bersama teman-temannya harus menempuh perjalanan jauh dan melelahkan yakni melewati Solo kemudian Surabaya dan dengan kapal menuju Balikpapan, setelah itu melanjutkan ke Sangatta – Wahau hingga Berau.
“Kalau merakit pesawat paling lama dua jam,” jelas Arif yang mengaku dunia aero sport sudah menjadi bagian dari hidupnya.(WK-01)