WARTAKUTIM.COM, BUSANG – Sebanyak 6 RT di desa Long Bentuk Kecamatan Busang, Kabupaten Kutai Timur, Senin (1/5/2017) terendam banjir akibat luapan sungai Kelinjau setelah sebelumnya diguyur hujan lebat selama sehari semalam.
Kepala desa (Kades) Long Bentuk Heriyansyah mengatakan, banjir akibat luapan sungai kelinjau Busang ini terjadi sejak (29/4/2017) malam lalu dan air luapan sungai tersebut menggenangi ratusan rumah warga, sekolah dan perkebunan.
“Ada enam RT yang terendam banjir, yang terparah terjadi di RT 3, RT 4 dan RT 5. Hingga hari ini (Senin-red) banjir masih belum surut dan debit airnya masih sama seperti kemarin,”ujar Heriyansyah saat dihubungi wartakutim.com, Senin (1/5/2017).
Dia menambahkan, banjir yang mengenangi rumah warga setinggian sekitar 30 centimeter hingga 2 meter. Belum ada tanda-tanda banjir tersebut akan surut.“ Kalau yang terendam banjir ada sekitar 140 KK (kepala Keluarga) termasuk yang di sungai long Jok (kelinjaou). Ketinggian air berpariasi 20-40 centimeter. Di RT 3 yang sangat parah, ketinggaian air mencapai sekitar 2 meteran. Pasalnya daerah itu sangat dekat dengan sungai,”terangnya
Meskipun terendam banjir, lanjut Heriyansyah, namun sebagian warga masih belum mau untuk mengungsi dan masih tetap bertahan dirumahnya.” Ada juga yang mengungsi, tetapi dirumah tetangga yang rumahnya cukup tinggi,’”katanya.
Dikatakannya, banjir yang terjadi didesanya sudah dua kali dalam satu bulan terakhir. Pertama banjir terjadi pada 25 April 2017, namun banjir tersebut tidak separah banjir saat ini.
Selain banjir kata dia, sejumlah rumah warga dan sekolah juga terancam tanah longsor khususnya warga yang tinggal dibelantara sungai.”sejumlah rumah warga terancam tanah longsor, khususnya yang dekat sungai. Jarak rumah warga dengan bibir sungai hanya 3-4 meter,”katanya
Lebih lanjut dia menambahkan, meskipun hujan sudah tidak turun sejak minggu kemarin, namun didaerah hulu sungai tetap terjadi hujan sehingga banjir di enam RT merupakan banjir kiriman dari sungai telen dan Sungai Wahau.
“Banjir ini juga adalah air kiriman dari sungai Telen dan Sungai Wahau sehingga debit air tetap bertahan,”ungkapnya
Banjir tersebut kata dia, melumpuhkan sebagai aktifitas warga, namun ada juga warga yang menggunakan peruhu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.”warga menggunakan perahu untuk beraktifitas, seperti membeli kebutuhan warga,”katany
Dia menambahkan, peristiwa itu sudah di laporkan ke pihak pemerintahan kecamatan, namun hingga kini bantuan dari BPDB dan pemerintah kecamatan belum turun.”kemarin sudah saya laporkan ke kecamatan, namun belum ada bantuan hingga kemarin,”pangkasnya (IA)