WARTAKUTIM.co.id, SANGATTA – Mengatasi kurangnya tenaga muda dalam bidang pertanian pada masa sekarang, ditengah begitu luas lahan-lahan pertanian produktif yang tidak tergarap secara masif. Menyebabkan Kementerian Pertanian Republik Indonesia memberikan bantuan peralatan mesin pertanian yang diserahkan pada instansi-instansi terkait di seluruh Indonesia, dalam hal ini Dinas Pertanian.
Di Kutai Timur, Brigade Alsintan telah dikukuhkan oleh Bupati Ismunandar pada beberapa waktu lalu, tujuannnya jelas yakni mengelola mesin-mesin pertanian yang diberikan oleh pihak Kementerian Pertanian. Untuk kemudian dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan pada musim tanam hingga musim panen oleh para kelompok tani, yang meminta bantuan dalam pengelohan lahan secara masif dalam jumlah yang luas.
Kepala Dinas Pertanian Oesman didampingi Kepala Seksi Pembiayaan dan Alat Mesin Pertanian (Alsin) yakni Rofiqoh Istiharoh menyebutkan fenomena turunnya jumlah tenaga kerja pertanian di desa, menyebabkan tantangan besar bagi pemerintah maupun petani sendiri dalam mewujudkan tercapainya swasembada dan ketahanan pangan di masa mendatang. Untuk itulah pentingnya pendampingan pada petani dilapangan dengan mempermudah pola penggarapan lahan, penanaman, hingga panen. Tentu melalui Brigade Alsintan menjadi jurus jitu yang diupayakan oleh Direktur Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian RI.
“Tujuannya dari adanya Brigade Alsintan untuk memberikan contoh sekaligus mengawal pemanfaatan dan penggunaan Alsin oleh Kelompok Tani ataupun Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), mengingat pengelolaan alat tersebut diadakan melalui anggaran Kementerian Pertanian. Sehingga pertangungjawaban dan pelaporan hasil kerja dilapangan dapat terpantau dengan jelas oleh Dinas Pertanian untuk menjadi masukkan penunjang program pertanian nasional,” pungkas Rofiqoh saat ditemui Wartakutim.com.
Komoditas tanaman pangan seperti padi, jagung dan kedelai merupakan komoditas strategis pertanian tanaman pangan. Mengatasi hal tersebut maka pihak Brigade Alsin dibentuk agar dapat membantu petani minimal untuk tetap mempertahankan jumlah produksi komoditas pertanian, khususnya tanaman pangan yang berkaitan dengan kebutuhan pokok masyarakat.
“Gabungan kelompok tani dapat melaporkan keperluan bantuan pada Dinas Pertanian Kutim, tentu untuk sementara biaya ditanggung oleh Dinas, dengan melihat sejauh mana hasil panen kelompok tani benar-benar layak dibantu. Pola dilapangan brigade yakni orang alias penyuluh pertanian yang kemudian menggawangi mesin pertanian saat dilokasi, mengingat pertanggungjawaban akan alat tersebut. Kedepan pihak Dinas Pertanian juga menunggu Peraturan Bupati (Perbup, red) untuk mengatur mengenai pola pembiayaan bbm atau operasional Brigade Alsintan, karena defisit anggaran juga dirasakan oleh pihak dinas. Sehingga perlu ada pola yang diatur, untuk dapat menggerakan sektor pertanian yang berkelanjutan ditengah kendala keuangan yang terjadi saat ini,” ungkap wanita yang juga Ketua Forhati Kutim ini.