Peristiwa

PT. KPP Mengakui Libatkan Tenaga Lokal Dalam Perekrutan Karyawan

592
×

PT. KPP Mengakui Libatkan Tenaga Lokal Dalam Perekrutan Karyawan

Sebarkan artikel ini

WARTAKUTIM.CO.ID – Kepala Departemen HCGS (Human Capital & General Service), Indra Hendarsyah PT Kalimantan Prima Persada (KPP) membantah Perusahaan tersebut tidak melibatkan tenaga kerja lokal dalam operasional perusahaan

Hal ini diungkapkan Indar menyesul adanya beberapa dari kelempok masyarakat yang mengatasnamakan perwakilan masyarakat Kecamatan Kaliorang tempat perusahaan tersebut beroperasi.

Dikatakannya, KPP INDE sejak tahun 2013 beroperasional di kecamatan kaliorang sampai sekarang senantiasa melakukan proses rekrutment karyawan dengan melibatkan masyarakat sekitar perusahaan. Baik untuk kebutuhan internal KPP dan subcont serta mitra kerja yang bekerjasama dengan KPP.

“Tahun 2018 PT KPP telah melakukan seleksi karyawan gelombang 1 untuk posisi fresh operator ditanggal 30 mei 2018. Dan sedang melakukan proses rekrutment gelombang ke-2 dari tanggal 18 juni 2018. Proses seleksi ini melibatkan pihak kecamatan kaliorang sebagai Fasilitator”  ungkapnya , Senin, 16 Juli 2018 lalu.

Indra menjelaskan kembali, bahwa proses rekrutmen gelombang 1 dan gelombang 2 senantiasa melibatkan Forum Tenaga Kerja Kec.Kaliorang yg sudah terbentuk sejak tahun 2017. Serta menggunakan Biro Psikologi sebagai lembaga independen untuk melakukan psikotes. Ada empat tahap seleksi yang dilakukan perusahan yaitu seleksi administrasi, psikotes, interview dan medical check up atau tes kesehatan.

“Gelombang pertama berhasil menjaring 11 calon operator fresh. Dimana Peserta yang lolos ini sedang menjalankan training di KPP jobsite Rantau Kalimantan Selatan” pungkasnya. Indra menyakini bahwa ini adalah calon-calon operator terbaik KPP di masa yang akan datang. Yang terlahir dari bumi Kutai Timur dan akan membanggakan bagi keluarga dan masyarakat kaliorang,”katanya

Seperti diberitakan sebelumnya, sekelompok orang yg mengatas namakan masyarakat kaliorang mendatangi jalan hauling km 14. Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap managemen perusahaan yang bergerak bidang jasa kontraktor pertambangan tersebut, dinilai mengabaikan pemberdayaan tenaga kerja lokal.