Ekonomi

Teknologi Memudahkan Sektor Pertanian Di Kutim

123
×

Teknologi Memudahkan Sektor Pertanian Di Kutim

Sebarkan artikel ini

SANGATTA- Dinas Pertanian Kutai Timur, mulai menerapkan modernisasi pertanian dengan menggunakan peralatan mesin- mesin yang canggih. Hal ini sangat membantu para petani Kutim untuk meningkatan produksinya.

Hal tersebut diungkapkan kepala dinas pertanian dan peternakan (Distanak) Kutim Sugiono, saat ditemui awak media, belum lama ini.

DikatakannyaPekerjaan yang dulunya memerlukan banyak tenaga kerja dan waktu yang cukup lama kini bisa lebih cepat. Dengan adanya alat pertanian canggih ini lebih meringankan petani dan pekerjaan jadi lebih mudah.

“Mekanisasi menjadi solusi ketika jumlah tenaga kerja di bidang pertanian jumlahnya semakin menurun karena para pemuda lebih banyak meninggalkan desa dan tertarik pekerjaan di kota. Dengan mekanisasi, panen yang biasanya butuh 20 orang kini hanya memerlukan empat jam saja,” jelas Sugiono saat ditemui beberapa waktu lalu di kantornya.

Ia menambahkan, kalau menggunakan (Combine Harvester) alat panen padi kombinasi untuk satu hektare padi paling 4 jam selesai. Itu sudah masuk karung dan tinggal dijemur. Jika manual butuh tiga hari dan delapan orang pekerja.”Kalau pakai alat tanam satu hetare sekitar Rp. 400.000. Tapi kalau manual bisa memakan biaya mencapai Rp1.600.000,” ujarnya.

Dengan mekanisasi ini peningkatan kualitas SDM para petani mutlak untuk memahami cara kerja mesin- mesin ini. Selain mekanisasi tentu juga dengan usaha intensifikasi seperti perbaikan irigasi dan juga pembangunan bendungan.

Di 2018 selain perbaikan bendungan dan irigasi, melalui swakelola yang dikerjakan kelompok tani dan warganya. Beberapa sudah ada yang berjalan. Selain itu ada pula bantuan alat pertanian dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

“Saya tidak hafal jumlahnya tapi alat sudah berdatangan di halaman kantor. Ada traktor besar 4 unit, lalu handtraktor untuk kelompok tani yang diusulkan di 2017, kemudian rice planter ( mesin penanampadi) beberapa unit. Ada juga mesin-mesin untuk tanaman holtikultura. Sebagian besar sudah diserahkan ke petani seperti dari Kaubun dan Bengalon,” ungkapnya.(hms7)