
SANGATTA. Sebagai satu daerah dengan masyarakat yang terdiri dari berbagai agama, dan suku bangsa, maka Pemerintah Kutai Timur (Pemkab Kutim) berusaha untuk berbuat adil, agar masyarakat yang majemuk ini tetap hidup rukun dan tenteram. Untuk mewujudkan kebersamaan dan kerukunan hidup antara warga, pemerintah menyiapkan fasilitas dasar, untuk warga. Termasuk tempat ibadah, dari berbagai agama. Demikian diungkapkan Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang, saat syukuran pentahbisan Gereja Jemaat Marendeng, di Jalan Poros Kabo, Sangatta Utara Kamis (20/9) malam.
“Pemerintah selalu berbuat adil bagi semua golongan dan agama yang ada di Kutai Timur. Termasuk dalam membangun rumah ibadah, pemerintah juga bangun, agar masyarakat bisa beribadah dengan tenang, rukun dan saling menghagai. Termasuk Gereja Marendeng ini, kami bangun. Mungkin sembilan puluh persen dari biaya pembangunan gereja ini, dari pemerintah. Itu semua karena pemerintah ingin berbuat adil bagi semua golongan dan agama bagi warga Kutim,” katanya.
Diakui, pemerintah selama ini juga telah merasakan betapa sumbangsi yang baik dari berbagai suku dan agama yang ada di Kutim, dalam pembangunan. Terutama dari tokoh-tokoh masyarakat yang duduk sebagai anggota DPRD Kutim, maupun yang bukan anggota DPRD, yang selalu memberikan sumbang saran bagi kemajuan pembangunan Kutim, untuk semua. “Saya berharap, kerukunan di Kutim ini terus terjaga untuk kemajuan pembangunan bagi seluruh warga Kutim,” harap Kasmidi.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Pentahbisan Gereja Marendeng David Rante Sth, yang tak lain anggota DPRD Kutim mengakui, jika pemerintah Kutim berperan besar dalm pembangunan Gereja Marendeng hingga tuntas. “Kami bersyukur, pembangunan Gereja Marendeng yang kita tahbiskan ini karena peran pemerintah. Pemerintah yang mendukung pendanaan pembangunan, sehingga selesai gereja yang megah ini dengan baik. Karena itu, kami mengucapkan syukur atas dukungan dan peran pemerintah dalam pembangunan gereja ini ,” katanya.
Sementara itu, Pendeta Lukas STH, dalam khotbahnya berharap, agar dari gereja yang megah ini, benar-benar tumbuh iman kritiani, yang benar. “jangan seperti di Belanda, banyak gereja yang berubah fungsi karena hanya dibangun gedungnya namun iman anggotanya tidak tumbuh, sebagaimana ajaran Yesus Kristus,” katanya. (ima)