SANGATTA – Olahraga pencaksilat merupakan salah-satu olahraga asli dari Indonesia, perkembangan silat begitu luar biasa dan bahkan masuk salah-satu kegiatan ekstrakurikuler wajib yang dilaksanakan oleh sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan PP Muhammadiyah.
Tapak Suci Putera Muhammadiyah, itulah salah-satu aliran seni bela diri yang tumbuh subur dikalangan anak-anak muda, sebuah organisasi bela diri yang masuk sebagai organisasi otonom dilingkungan PP Muhammadiyah. Terlebih sejarah panjangnya sejak 1872 dibawa oleh KH. Busyro Syuhada di Kauman Yogyakarta, menjadi akar panjang perjuangan Muhammadiyah termasuk saat turut-serta berjuang melawan penjajah Belanda.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim dari Partai Amanat Nasional (PAN) Asmawardi menyadari benar, jika pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) tidak saja mengandalkan teori-teori pelajaran umum dan sosial, namun juga ditopang oleh sikap dan disiplin diri melalui olahraga silat.
“Saya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh pihak sekolah yang teraflisiasi dengan Muhammadiyah, dalam mengembangkan Tapak Suci. Bagaimanapun akar saya berada dalam organisasi umat islam terbesar di Indonesia ini. Terlebih hal ini berkaitan dengan pengembangan prestasi olahraga,” tukasnya.
Melihat anak-anak yang dengan bangga memakai baju Tapak Suci, dalam kegiatan esktrakurikulernya. Asmawardi tentu teringat bagaimana silat bukan saja sekedar olahraga tradisonal semata, namun dasar peletakkan sikap mental dan kekuatan kader-kader Muhammadiyah dimasa mendatang.
“Saya membuka ruang pada pihak Tapak Suci untuk berbincang mengenai perkembangan olahraga silat, mengingat hal ini berkaitan dengan kepentingan orang banyak. Terutama di kecamatan Sangatta Selatan, yang memang membutuhkan perhatian lebih,” ujarnya saat diwawancarai. (ADV)