Suasana Politik Di Kutia Timur pasca lebaran, kembali bergairah, mengingat ada dua peristiwa penting yang akan terjadi di daerah
Yang pertama adalah pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Timur (Kaltim) pada september 2013 dan kedua adalah Pemilihan Legislatif (pileg) yang akan di laksanakan pada 9 April 2014.
Dengan dua peritiwa penting tersebut, salah satu Calon Legislati (Caleg) dari Partai Demokrat yang ikut bersaing untuk Daereh Pemilihan (Dapil) dua, Fahriansyah mengakui, suhu politik di Kutai Timur masih adem adem air, pasca lebaran ini.
Menurut Fahri, suhu politik di kutim mulai memanas disaat memasuki bulan Oktober atau November hingga pemilu nanti. Walaupun daftar calon sementara sudah ditetapkan oleh KPU Kutai Timur pada 22 Agustus lalu. Namun tidak serta merta para caleg mulai bergerak dalam mencari dukungan di masyarakat.
“Ini masih belum saat, para caleg untuk turun Gunung (Sosialisasi) untuk mencari dukungan di masyarakatt, mengingat pemilu menyisahkan delapan Bulan lagi.” Kata Fahri panggilan akrabnya.
Menghadapi, pemilu nanti. Fahri mengatakan, saat ini dia sudah membentuk tim pemenangan dari berbagai kalangan masyarakat. Namum mereka semuanya masih belum begitu bekerja dan masih menunggu instruksi darrinya, Fahri Meyakin jika tim yang dibentuknya sudah bekerja semenjak dia di tetapkan menjadi bakal Caleg untuk partai Demokray di Dapil Dua.
Fahri yang menempati nomor urut tiga, dapil dua, mengakui persaingan untuk di dapil dua sangat berat. Dimana terdapat sejumlah mana incambent yang ikut bersaing disana, apalagi dalam satu partainya yakni partai Demokrat, terdapat nama calon incambent yang telah memiliki dana dan basis terlebih dahulu di bangun.
“Untuk persaingan dipartai sendiri sudah sangat berat dilakukan apalagi bersaing dengan Partai Politik lainnya, saya hanya mengandalkan semangat dan keyakinan saja serta doa. Untuk dapat meraih satu Kursi Di DPRD Kutim” Ungkapnya.
Fahrid menambahkan Jika dibandingkan dirinya dengan calon incambent, apa yang dimilikinya sangat beda jauh dengan calon incambent, mereka sudah mempunyai finansial yang kuat serta basis yang dibangun jauh jauh hari, sedangkan dirinya cuma bermodalkan sedikit finansial, itupun hanya untuk mengerakkan tim saja selebih dari itu, tidak ada lagi yang dapat diandalkannya selain semangat dan keyakinan.
“Jika melihat Peluang masing masing caleg di dapil dua, semua caleg memiliki peluang yang sama, tergantung dari mereka, apakah dia bekerja atau tidak. Masyarakat yang berada di perkotaan sudah pada memahami dan mengenal karakter masing masing caleg di dapil sini” katanya.
Lanjut Fahrid, Masyarakat perkotaan sangat berbeda dengan masyarat yang berasal dari kecamatan. khususnya dapil tiga, empat dan Lima,warga tau siap yang layak didukung, kerena jika melihan pengalaman sebelumnnya warga di perkotaan sudah dapat membaca karakter dari calon Incambent, selama ini masyarakat di perjuangkan apa oleh mereka yang sudah duduk di DPRD selama lima tahun ini.
“Memilih seorang figur bukan membeli kucing dalam karung, masyarakat harus jelih dalam menentukan pilihannya, waktu lima tahun bukan waktu yang singkat, jangan mudah untuk bisa di beli. Warga dibayar namun kehilangan Haknya selama Lima tahun. Dan saya yakin masyarakat disini lebih bijak dalam menentukan pilihannya untuk mencari figur yang tepat untuk menjadi wakilnya di DPRD” paparnya