Tradisi menjadikan Sungai Sangatta sebagai tempat membuang sampah terus terjadi, tak pelak, sungai yang membelah Kota Sangatta ini kerap meluap terutama ketika laut pasang. Kepala Unit Pelaksana Teknis Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (UPTKPP) Basuki Isnawan mengakui kesadaran masyarakat menjaga kebersihan Sungai Sangatta masih rendah. “Buktinya, masih banyak warga yang membuang langsung sampah ke sungai dari rumah mereka, karenanyan banyak sampah dibir sungai yang nyangkut,” ujar Basuki, rabu (30/10) siang.
Lebih jauh ia menyebutkan, warga dilarang membuang sampah ke sungai sesuai Perda Kutim. Ia menyebutkan, akibat membuang sampah terutama sampah yang tidak mudah terurai seperti plastik membuat pendangkalan lebih cepat. “Memang perlu kiranya sosialisasi terus menerus kepada warga, agar mereka bisa menjaga kebersihan sungai yang nota bene juga merupakan sebagai sumber air warga Sangatta, selain itu bisa menyebabkan banjir lebih besar,” ujarnya.
Disebutkan, apabila Sungai Sangatta bersih dipastikan mampu berfungsi optimal sebagai aliran air juga mengurangi genangan air. Basuki menambahkan, menjaga dan memelihara Sungai Sangatta dari pencemaran bukan semata tugas Pemkab tetapi semua komponen masyarakat. “Banjir yang kerap terjadi selama ini akibat tidak lancarnya air mengalir karena sampah, sehingga menyebabkan banjir,” kata Basuki.
Pemantauan Swara Kaltim, aksi buang sampah ke Sungai Sangatta kerap dilakukan masyarakat di waktu pagi dan sore. Akibatnya, aliran sungai kerap dipenuhi sampah terutama tas plastik serta sampah dari pasar.
Sejumlah warga mengaku mereka sengaja membuang sampah ke sungai karena mudah dan tidak direpotkan harus membersihkan lagi. “Praktis saja, karena begitu buang langsung hilang dibawa arus,” kata seorang wanita ketika ditanya harian ini.(WK-01)
apakah sudah ada riset mengenai pembuangan sampah pada sungai sengata adalah penyebab utama banjir?