Menjelang akhir tahun anggaran sejumlah SKPD Pemkab Kutim berlomba-lomba menghabiskan anggaran terutama perjalanan dinas, tak pelak ditemukan ada pejabat dan pegawai hampir setiap pekan melaksanakan perjalanan dinas, meski tidak seberapa penting.
Kekonyolan terjadi pada Dinas Pendidikan Nasionala (Diknas) dimana untuk mengikuti Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Pendidik Taman Kanak-Kanak Tingkat Nasional, Kutim mengirim 5 orang guru namun pendampingnya berjumlah 30 orang sehingga kontingan Kutim berjumlah 35 orang.
Kesertaan Kutim diajang nasional ini, ditetapkan berdasarkan SK Kepala Disdik Kutim nomor 062/18.20/DISDIK-PLS/XI/2013 tanggal 7 November 2013, dinyatakan bahwa dalam rangka Pekan Olah raga dan Seni (Porseni) Pendidik Taman Kanak-kanak tingkat nasional di Jakarta tentang pembentukan kontingan Kutim di Porseni Pendidik TK.
Dalam SK yang ditanda-tangani Iman Hidayat itu, sebagai peserta yakni empat orang dari TK YPPSB kemudian 1 orang dari TK Daarussalaam. Namun, belakangan ada 11 peserta yang tidak meraih peraih prestasi tingkat Provinsi Kaltim juga disertakan.
Keterangan yang didapat, selain itu ada 19 orang pendamping yang terdiri 5 orang dari Disdik Kutim, 3 orang Tim AJU dan 4 orang staf administrasi kegiatan serta 7 orang pendamping peserta. “Ini sungguh nggak masuk akal, yang menjadi pendamping langsung saja sampai tujuh orang,” ujar sumber harian ini pada Diknas Kutim.
Kepala Diknas Kutim Iman Hidayat kepada wartawan mengakui telah mengeluarkan SK Pembentukan Tim Porseni Pendidik TK Kutim yang akan berlaga di Jakarta. Ia menegaskan, SK dikeluarkan setelah melalui proses berjenjang. “Saya memang ngak mengecek SK itu, karena semua sudah diproses berjenjang,” sebut Iman Hidayat seraya berjanji akan mengevaluasi SK yang ia buat.
Terpisah Ilham, selaku Kasi Bina Program dan Kesetaraan, Bidang Pendidikan Luar Sekolah Disdik Kutim, dihubungi terpisah oleh awak wartawan, Minggu (24/11) malam, membenarkan rencana keberangkatan tim Porseni Pendidik TK ke Jakarta, namun terhadap adanya kejangilan dalam kepesertaan yang berjumlah 35 orang ia mengakui ada perbaikan.
“Ada kesalahan pengetikan redaksi di SK tersebut bahwa seluruh peserta akan dibiayai Disdik Kutim yang benar, enam orang dibiayai APBD Kaltim, kemudian dua puluh orang dibiayai APBD Kutai Timur, dan sisanya sumbangan dari IGTKI, serta pihak ketiga yang tidak mengikat maupun yayasan masing-masing,” terangnya.
Demikian terhadap 11 orang guru yang tidak lolos seleksi tingkat provinsi, diakui Ilham juga ada kesalahan ketik. “Sebelas orang tersebut adalah juara di tingkat kabupaten, sebagai upaya pembelajaran mereka dikirim sebagai peninjau,” katanya seraya menyebutkan tujuan pemberangkatan kontingen dalam jumlah besar untuk percepatan pembelajaran.
Lebih jauh, ia mengakui kegiatan Porseni baru tahun kedua yang ditangani Bidang PLS. Disebutkan, selama ini Kutim belum mengikuti semua lomba. “Keberangkatan mereka ke Jakarta untuk melihat dan belajar,” ungkapnya.
Demi bisa berhasil dikontes lomba, Disdik Kutim terkesan lebih fokus penilaian sesaat bukan selama guru melakukan tugasnya mengajar. Beberapa kalangan menilai, sebaiknya dana yang ada diarahkan untuk peningkatan kualitas guru bukan hanya sebagai persiapan untuk berlomba saja meski ada hubungan.(wk01)