Sangatta, Wartakutim.com – Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Timur (Kutim) Zainuddin Aspan menyatakan BPBD sekarang ini serba kekurangan. Saat berlangdsung jumpa pers, Rabu (8/1), Dia menyebutkan dalam segi personil maupun dana masih jauh dari harapan termasuk peralatan.
Dengan kondisi yang minim, ia mengakui, banyak harapan masyarakat tidak bisa dipenuhi terutama ketika terjadi bencana alam. “BPBD adalah instansi baru terbentuk dua tahun lalu, instansi ni merupakan instansi bersifat koordinatif yang sangat terkait dengan isntansi lain dalam melaksanakan tugasnya mengatasi dan menanggulagi setiap terjadi bencana,” katanya.
Disebutkan, kekurangan utama dirasakan BPBD minimnya peralatan seperti perahu karet yang kini dalam kondisi baik hanya satu. Pernah ada bantuan provinsi, sebut Zainudin, namun bocor dan nyaris menenggelamkan anggota BPBD termasuk Wabup Ardiansyah ketika meninjau lokasi banjir di Sangatta Selatan, Pebruari tahun lalu.
“Karena perahu karet hanya satu, kalau ada bencana banjir di kecamatan yang jauh, kami kesulitan melakukan pelaksanaan pekerjaan membantu masyarakat. Sebab, tidak mungkin perahu yang satu ini, dibawa ke kecamatan yang jauh takut di Sangatta juga terjadi banjir serupa,” katanya tanpa merinci upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan peralatan.
Zainuddin menyebutkan, saat ini Kantor BPBD Kutim masih menyewa sehingga sejumlah peralatan disimpan terpisah. Menurutnya, selayaknya semua peralatan bisa satu tempat dengan kantor sehingga ketika terjadi bencana dengan mudah digerakan.
Selain mengeluh soal personil dan peralatan, mantan Kabag Hukum Setkab Kutim ini juga mengeluhkan dana yang dialokasikan minim. Dengan dana yang minim, ia menyebutkan BPBD tidak bisa bergerak cepat. Dana siap pakai, ungkap Zainudin, diharapkan dapat membantu masyarakat dengan cepat namun pencairannya sangat rumit. “Ketika terjadi banjir ada bantuan dari BNPB sebesar Sembilan puluh empat juta rupiah, karena sudah ada penyelesaian dari Pemkab Kutim akhirnya dikembalikan sesuai surat Kepala BNPB,” ungkapnya.
Meski demikian, ia mengakui bantuan dari perusahaan untuk penanggulangan bencana di Kutim ada baik berupa barang maupun uang diantaranya dari PT KPC sebesar Rp166 juta, PT Guta Samba Rp20 juta dan PT Telen Rp10 juta.
Terhadap alokasi anggaran selama ini, Zainuddin yang saat memberikan keterangan pers didampingi sejumlah pejabat lainnya menegaskan masih kecil. Ia menyebutkan, pada tahap awal APBD yang diterima Rp750 juta, kemudian pada tahun 2013 menjadi Rp6,1 M dan tahun 2014 sebesar ERp4,5 M.“Selayaknya BPBD mendapat anggaran antara tujuh miliar sampai sepuluh miliar agar bisa maksimal melaksanakan tugas,” kata Zainuddin.(WK03)