Bllikpapan, wartakutim.com – Permasalah birokrasi yang lamban, tidak profesional serta korup menjadi topik pembahasan hangat peserta Konvensi Rakyat (KR) yang digelar di Gedung Dome Balikpapan, Minggu (9/2). Dalam debat publik yang dihadiri Akbar Tanjung – mantan Ketua DPR RI.
Disaksikan seribu pasang mata, peserta Yusril Ihza Mahendra (Ketua Dewan Syura PBB), DR. Rizal Ramli (pengamat ekonom), Isran Noor (Bupati Kutai Timur), Ricky Sutanto (pengusaha), Tony Ardie (aktivis), Sofyan Saury Siregar (dosen), dan Anni Iwasaki (penulis) sama-sama mengkritisi soal aparatur yang belum maksimal memberikan pelayanan publik. Bahkan mereka sama-sama menilai postur aparatur negara dan birokrasi di Indonesia terlalu gemuk sehingga membebani negara.
Debat publik yang menampilkan Akbar Tanjung, Laude Kamaruddin, Agus Santoso dan Priyo Suwarno sebagai finalis dan disaksikan langsung Gus Shaleh, berbagai persoalan lain juga dikemukan terutama dalam pengelolaan SDA. “Bagaimana Isran Noor mengelola SDA di Kutim dalam mengamankan asset negara namun diduganakan untuk kesejahterakan rakyat,” tanya Akbar Tanjung kepada Isran Noor.
Isran mengakui, dalam pelayanan publik terutama pemberian ijin kerap tergoda namun ia menegaskan tidak terjadi karena aparatur Pemkab Kutim berintegritas. “Saya menjamin semua tidak ada pungutan yang tidak sesuai aturan,” kata Isran menjawab pertanyaan Akbar Tanjung seputar integritas dan sikap aparatur Pemkab Kutim dalam memberikan pelayanan kepada publik terutama pengusaha.
KR yang dimulai pukul 09.15 Wita, mengupas soal pelayanan birokrasi dan penyimpangan dalam manajemen. Selain itu, juga dikupas soal kualitas anggota parlemen dan upaya masing-masing peserta KR untuk mensejahterakan rakyat jika menjadi presiden.
Arena debat publik yang diliput sejumlah media massa, sebagian besar dihadiri pendukung Isran Noor. Mereka datang dari berbagai daerah diantaranya Sangatta, Samarinda dan Tenggarong serta Balikpapan.(wk03)