Ketua Apkasi Isran Noor, Menginginkan blok pengelolaan Mahakan diserahkan kedaerah dan tidak dikelolah secara permanen oleh pihak asing. Menurutnya jika diserahkan kedaerah (Kukar dan kutim) maksyarakat akan lebih sejaterah
Bahkan, Isran menantang pemerintah pusat untuk menyerahkan ke Pemkab Kutim untuk mengelola sumur minyak yang ada di kawasan Kutai Kartanegara (Kukar) itu.
“Kalau daerah lain tidak sanggup, sini serahkan ke Kutim beres itu,” ujar Isran Noor, Selasa Lalu.
Kepada wartawan seusai meresmikan pameran MTQ Kutim, Isran menegaskan ia tidak anti asing tapi apa yang ada bumi Indonesia dikelola anak bangsa sendiri. Ia tidak yakin di Indonesia tidak ada tenaga-tenaga ahli dibidang perminyakan termasuk pemodalan.
Sebagai gambaran, ujar Isran Noor banyak tenaga kerja Indonesia yang ahli dibidang di perminyakan bekerja di luar negeri seperti Qatar dan sekitar Arab Saudi. Bahkan, Pertamina sebagai BUMN berhasil mengelola minyak di luar negeri.
“Tidak ada alasan jika Indonesia kurang tenaga yang handal dibidang perminyakan, kalau memang tidak ada kita bisa kontrak mereka yang ahli asalkan pengelolaannya tetap oleh anak bangsa yang dibangun dengan ceceran darah para perjuang bangsa,” ungkap Isran.
Masalah Blok Mahakam yang kini digarap Total E&P Indonesia, mulai mencuat pasalnya, kawasan sumur minya terbesar di Kukar ini akan habis kontrak kerjanya pada 2017 mendatang. Belum adanya ketegasan pemerintah pusat, membuat sejumlag pihak meradang soal Blok Mahakam.
Isran menambahkan, sedikit banyak pekerja yang ada di Total & Indonesia sekarang ini merupakan warga Indonesia. Sedangka, TKA terbilang sedikit. Dengan perbadingan tenaga kerja yang jomplang itu, dalam kacamata Isran, tidak benar jika SDM Indonesia tidak mampu menggarap sumur minyak mentah yang ada di Delta Mahakam ini. “Masak sudah lima puluh tahun anak bangsa Indonesia tak mampu mengelola Blok Mahakam, yang benar aja kalau memang nggak bisa serahkan aja ke Kutim, selesai semua beres,” ujar pria asal Sangkulirang yang kini dilirik warga PPP sebagai Capres mereka.
Keterangan yang diperoleh, sebagai operator, Total E & P Indonesie bersama Inpex Corporation bernafsu kembali mengelola minyak mentah di Samboja, Muara Jawa dan sekitarnya ini. Karenanya, perusahaan asal Francis ini mengajukan proposal perpanjangan dengan melakukan komitmen investasi USD7,3 miliar (imran)