Peserta Konvensi Rakyat, Isran Noor, menerima jika akhirnya harus menjadi calon wakil presiden jika target menjadi calon presiden melalui konvensi tidak terkabul. Hingga kini, belum ada kejelasan tentang nasib Konvensi Rakyat dan hasil akhirnya.
“Komite belum kasih kejelasan ke kita. Terserahlah, enggak jadi capres, jadi cawapres pun boleh,” ujar Isran Seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (17/4/2014).
Bupati Kutai Timur itu mengatakan, awalnya Konvensi Rakyat ditujukan untuk menelurkan capres independen. Namun, hal tersebut mustahil karena tidak mungkin presiden diusung dari luar partai. “Kita ngukur dirilah. Kalau enggak punya partai, mau jadi capres, gimana ceritanya?” ujarnya.
Rangkaian Konvensi Rakyat telah usai pada 9 Maret 2014. Hingga kini, para peserta masih menunggu tindak lanjut komite konvensi tentang hasil akhir konvensi.
Isran menduga komite akan mengumumkan pemenang konvensi tanpa menyebutkan sebagai capres atau cawapres. Apa pun statusnya, Isran optimistis akan keluar sebagai pemenang konvensi. “Bukan hasil akhir yang saya pikirkan, tapi bagaimana proses ke arah sana,” ujarnya.
Selain Isran Noor, Konvensi Rakyat juga diikuti lima tokoh capres lain, yakni Rektor Islamic University of Europe, Rotterdam, Belanda, Sofjan Saury Siregar; aktivis perempuan Anni Iwasaki; pengusaha dan aktivis pemberdayaan masyarakat Ricky Sutanto; mantan Menteri Koordinator Perekonomian Rizal Ramli; serta mantan Menteri Sekretaris Negara dan Menteri Hukum dan Perundang-undangan Yusril Ihza Mahendra. Forum Konvensi Rakyat pertama kali digelar di Surabaya dan dilanjutkan di sejumlah daerah, seperti Medan, Samarinda, Makassar, Bandung, dan Jakarta.
Sumber : kompas.com
Sumber Foto: tribunnews.com