Berita PilihanPeristiwa

Sanitasi Buruk, Camat Sangatta Utara Rencanakan Sanitasi Sentral Senilai Rp 1,2 Miliar

145
×

Sanitasi Buruk, Camat Sangatta Utara Rencanakan Sanitasi Sentral Senilai Rp 1,2 Miliar

Sebarkan artikel ini

Sangatta, Warta Kutim – Camat Sangatta Utara, Didi Herdiansyah, mengaku memiliki cara untuk mengatasi sanitasi yang tidak baik. Cara yang telah diterapkan di Provinsi Nusa Tenggara Barat itu, diyakini baik dilakukan di pemukiman kumuh atau pesisir sungai yang identik dengan sanitasi kotor.

Sanitasi buruk yang bisa merusak lingkungan, jelas dia, diakibatkan kotoran manusia dibuang semua langsung ke dalam sungai atau laut.

“Caranya dengan menerapkan pembuangan kotoran secara sentral. Bisa juga membuat kamar mandi yang digunakan banyak orang di satu lingkungan,” kata Didi Herdiansyah.

Didi Herdiansyah mengatakan, awalnya sanitasi di daerah NTB sangat buruk. Pembuatan penampungan kotoran sentral atau terpusat di satu lingkungan, sangat bagus. Seperti kamar mandi berbaris atau berjejer untuk kebutuhan mandi cuci kakus lingkungan. Namun ia mengaku akan sulit menerapkan kamar mandi terpusat di Kutim.

Kebiasaan warga yang tidak mau antri mandi dan buang air menjadi alasan. Untuk itu, pihaknya akan mencoba pola penampungan kotoran secara sentral. Seperti di NTB yang membuat sebuah penampungan berukuran 10 x 10 meter. “Satu penampungan bisa memuat kotoran dari 150 kepala keluarga,” ujar Didi.

Terkait daerah yang akan menjadi percontohan penerapan rencana itu, akan dibuat di daerah Kabo dan Teluk Lingga, Desa Singa Gembara. Di dua lokasi tersebut disiapkan anggaran senilai Rp 1,2 miliar.

Sebab biaya membangun satu bak penampungan kotoran bisa mencapai Rp 600 juta. Ia berharap sebagaimana di NTB, bisa mendapat bantuan bangunan hibah dari Australia. Itu khusus pemukiman warga yang kurang mampu.

Namun diawali dengan pembangunan yang dibiayai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. “Setelah diverifikasi dan layak, biaya yang telah dikeluarkan akan diganti pihak ketiga seperti Australia,” tukas Didi.

Dijelaskannya, NTB mendapat bantuan senilai Rp 5 miliar dari Australia, hanya untuk membangun sanitasi. Didi berharap nantinya bisa mendapat bantuan yang sama, jika masyarakat juga setuju dibangun sanitasi dimaksud. “Saya yakin rencana ini dapat diterima masyarakat dengan baik,” ujarnya.

(wal)

Editor : Sonny Lee Hutagalung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.