Sangatta, Warta Kutim – Sebanyak 1.618 ekor bibit bibit akan didatangkan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dari luar daerah. Kebijakan ini diambil untuk mengejar target Kutim swasembada daging beberapa tahun ke depan. Melalui Dinas Pertanian dan Peternakan, sapi tersebut akan dibagi ke sejumlah kelompok tani di sejumlah kecamatan untuk dikembangbiakkan.
Menurut Kepala Distanak Kutim, Syarifuddin Ginting, ada tiga sumber bantuan untuk mendatangkan bibit sapi itu. Dari APBD Provinsi Kaltim, ditujukan untuk membeli 730 ekor bibit sapi Bali dan 25 ekor sapi PO. Lalu, 773 ekor bibit sapi dibeli dengan dana dari APBD Kabupaten. Terakhir 90 ekor sapi dari APBN.
Syarifuddin mengatakan, target pertama penyebaran bibit sapi itu adalah lima kecamatan. Rinciannya, sebanyak 100 ekor untuk Kecamatan Kombeng II, 25 ekor untuk Wahau II, 200 ekor di Long Mesangat, dan di Kaliorang 60 ekor. “Kalau dana mencukupi, kecamatan lain juga akan diberi bantuan,” ujarnya melalui didampingi Kepala Bidang Peternakan, Dyah Ratuaningrum.
Dyah mengungkapkan, ada sekitar seribu proposal yang diajukan kelompok tani untuk mendapat bantuan sapi tersebut. Proposal itu akan diverifikasi dulu sebelum menyerahkan sapi bantuan. Syarat ditentukan adalah, harus sesuai Calon Lokasi dan Calon Kelompok atau CLCK. Yakni harus ada kandang sendiri dan memiliki pakan HMT atau Hijau Pakan. “Rantau Pulung sudah berhasil dan memiliki 1.300 ekor sapi dari hasil pengembangbiakan 380 ekor sapi,” katanya.
Selain sapi, lanjut Dyah, Distanak Kutim juga akan mendatangkan 90 ekor kambing untuk Kecamatan Kaliorang dan Bengalon. Juga 80 ekor babi untuk Kecamatan Telen dan Kombeng. Semua bibit ternak tersebut dipasok dari Sulawesi dan NTB. “Jika nantinya ternak berhasil dikembangkan, kita bisa juga manfaatkan kotoran sapi menjadi gas,” tukas dia.
Distanak Kutim akan mendistribusikan bantuan bibit ternak itu secepatnya. Diupayakan telah sampai ke tangan kelompok tani pada awal Juni hingga Juli nanti. Sedankan tehnik mempercepat perkembangan sapi, jelas Dyah, telah diprogramkan kawin suntik atau inseminasi buatan. “Bibit serum yang digunakan adalah bibit unggul, agar keturunannya jauh lebih baik dari keturunan induknya,” terangnya. (wal)
Editor : Sonny Lee Hutagalung