SANGATTA. Dinas Pemuda Olaraga dan Pariwisata (Disporapar) Kutim kini mulai menata dan mengamankan lokasi gua purbakala di Bengalon. Sebab gua di mana terdapat tapak tangan manusia purba ini telah masuk dalam daftar warisan peninggalan sejarah dunia di Unesco
.“Goa tapak tangan di Bengalon itu, sekarang sudah didaftar di Unesco. Ada suratnya, tapi lupa nomornya. Karena sudah diakui Unesco, maka ini sudah menjadi warisan dunia,” jelas Kadisporapart Dwi Susilato Gamawan, beberapa hari lalu.
Diakui, dengan masuknya goa ini sebagai warisan dunia, maka ini jelas ke depan akan menjadi objek wisata yang sangat menarik. Untuk kewajiban pemerintah sekarang ini adalah melindungi pegunungan batu kars ini agar tetap alami, dan lestari sehingga menarik pengunjung. diakuinya, meskipun di sana akan ada pabrik semen, namun dia akan berjuang agar lokasi pabrik semen ini tidak merusak lingkungan goa yang terkenal dengan bekas tapak tangan manusia purba itu.
“Agar tetap aman, nantinya akan diplot, agar lokasi perusahan dibuat sejauh mungkin dari lokasi gua ini. Sebab ini menjadi kekayaan alam yang bernilai sejarah sangat tinggi, yang harus dijaga kelestariannya. Meskipun nanti dijadikan sebagai lokasi wisata, tapi kondisi alamia itu harus tetap dipertahankan. Karena itu yang akan menjadi daya tarik wisata”jelasnya.
Seperti diketahui, berdasarkan penelitian dari beberapa ahli dari luar negeri termasuk dari dalam negeri yang dipimpin Dr Pindi Setiawan, dilokasi ini merupakan gua-gua prasejarah yang berada di kawasan pegunungan batu kapur ditengah hutan yang belum banyak terganggu oleh kegiatan manusia. Gua ini mempunyai ciri-ciri bekas hunian manusia purba, pada dinding gua-gua tersebut banyak ditemukan lukisan tapak tangan yang sangat indah dan beragam serta tidak banyak ditemukan di tempat lain di Indonesia.
Untuk mencapai gua-gua prasejarah ini harus melewati hutan belantara, menyusuri sungai dan memanjat tebing yang cukup terjal. Dilokasi ini terdapat liang dimana ditemukan beberapa peninggalan seperti Liang Tewet, Liang Karim, Gua Saleh, Gua Ham. Dari lokasi ini peneliti berhasil menemukan barang – barang peninggalan prasejara seperti keramik, alat pemotong dari batu. Barang-barang ini kini dipajang di Dinas Pariwisata Kutim (wk)