Tahun Ini, 2 Kecamatan Belum Terlayani Air Bersih

Ilustrasi
Ilustrasi

Sangatta, Wartakutim.com – Direktur Utama PDAM Tirta Tuah Benua Aji Mirni Mawarni menyebutkan, tahun ini masih ada 2 kecamatan yang belum terlayani air bersih dari perusahaan plat merah itu.

“Sampai tahun ini, tinggal Kecamatan Kaliorang dan Sangkulirang yang belum mendapat pelayanan PDAM. Penyebabnya, karena memang IPA-nya belum ada. Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa dibangunkan pemerintah,” kata Direktur Utama PDAM Tirta Tuah Benua Aji Mirni Mawarni.

Menurut Aji Mirni, Luasnya wilayah Kutai Timur, menjadi salah satu penyebat sulitnya PDAM  menyiapkan fasilitas Instalasi Pengolahan Air (IPA) pada satu wilayah tertentu membutuhkan biaya yang tak sedikit.

Dia menyebutkan, pada 2012 lalu memang baru 11 kecamatan yang sudah melayani kebutuhan air bersih masyarakat. Diantaranya, Kecamatan Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Bengalon, Muara Bengkal, Muara Ancalong, Muara Wahau, Kongbeng, Long Mesangat, Batu Ampar, Kaubun dan Kecamatan Teluk Pandan. Namun, jumlah itu terus bertambah pada tahun 2013 dengan dibangunkannya fasilitas IPA di 5 kecamatan, seperti Karangan, Busang, Telen, Rantau Pulung, dan Sandaran. Untuk pembangunannya sendiri menggunakan dana yang diperoleh dari 3 sumber yakni Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk pembangunan Intake ke IPA. Kemudian dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kaltim untuk pembangunan IPA ke jaringan distribusi utama. Serta dana terakhir bersumber pada APBD Kabupaten Kutim untuk pembangunan dari jaringan distribusi utama menuju ke pelanggan.

“Untuk 5 IPA yang baru dibangun tahun 2013, sekarang sudah mulai menerima pendaftaran pelanggan,” sebutnya. Disinggung terkait kapasitas produksi masing-masing IPA di setiap kecamatan tersebut, Mawar mengaku, rata-rata berkisar antara 5 hingga 20 liter perdetik. Hanya Kecamatan Sangatta Utara yang saat ini mencapai 240 liter perdetik. Hal itu dikarenakan, besarnya jumlah pelanggan yang dilayani.

“Kapasitas yang kami siapkan untuk satu IPA, tergantung banyaknya pelanggan yang dilayani. Namun, jika nantinya dari hasil evaluasi kapasitas produksinya sudah tidak mencukupi lagi, baru kami usulkan untuk mengembangkan IPA,” papar Mawar.

Sementara itu, Kepala Badan Perencenaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutim Suprihanto mengatakan, pemerintah ingin memenuhi target melayani masyarakat dengan air bersih melalui PDAM Tirta Tuah Benua hingga 80 persen pada tahun 2015. Untuk mendukung rencana tersebut, Pemkab Kutim sendiri akan membangunkan sejumlah fasilitasnya yang dianggap sebagai investasi penyertaan modal bagi PDAM.

“Pelayanan air bersih ini merupakan salah satu indikasi terpenuhinya MDG, dengan syarat 80 persen masyarakat terlayani air bersih. Ini kan sulit dilakukan oleh PDAM, kalau tidak dibantu. Karena itu pemerintah yang membangun fasilitas dan infrastrukturnya, sementara PDAM hanya menangani operasionalnya,” jelas Suprihanto.

Karena investasi semua ditangani pemerintah, lanjut dia, tentu  PDAM dalam menghitung biaya air akan berkurang. Sebab komponen investasi dalam harga air akan turun, bahkan tidak ada. Sehingga harga air tidak akan terlalu tinggi, dan terjangkau masyarakat, mengingat yang akan dihitung hanya biaya solar, zat kimia, dan gaji karyawan serta adminitrasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.