Muara-Wahau Pergantian tahun baru islam atau 1 Muharram 1436 Hijriyah diperingati oleh warga kecamatan Muara Wahau, dengan menggelar pengajian dan ceramah untuk makin meningkatkan iman dan taqwa. Akan tetapi perayaan pergantian tahun baru kali ini, terasa amat berbeda. Karena pihak Panitia Hari-Hari Besar Islam (PHBI) Kutai Timur memberikan kejutan pada masyarakat setempat dengan mengundang Ustadz Subki Al-Bughury sebagai penceramah. Kontan saja hal ini mengundang antusias warga dari berbagai desa yang bukan saja dari Muara Wahau, akan tetapi juga masyarakat kecamatan Kongbeng.
Ketua PHBI Kutim Mugeni mengaku jika pihaknya sengaja mengundang Ustadz Subki yang selama ini hanya mampu dilihat oleh masyarakat melalui layar kaca. Hal ini menurutnya tidaklah berlebihan mengingat pengembangan syiar islam di Kutai Timur merupakan salah-satu landasan utama yang diharapkan oleh Bupati Isran Noor. “Perlu diketahui kegiatan yang dilakukan oleh PHBI dengan menggelar peringatan 1 Muharram di berbagai kecamatan adalah upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan umat muslim di Kutim. Terlebih Bupati Isran Noor menginginkan adanya penyelarasan kegiatan keislaman yang akhirnya berpusat pada pengembangan dan pemanfaatan Masjid Agung Bukit Pelangi sebagai pusat dakwah. Adanya kegiatan seperti ini, tentu memiliki arti yang luar biasa bagi masyarakat di Muara Wahau yang kebanyakan terlibat dalam sektor perkebunan kelapa sawit,” jelas Mugeni.
Bahkan dalam kegiatan tersebut, bukan hanya Camat Muara Wahau yakni Yuriansyah T yang terlibat aktif pada kegiatan itu akan tetapi juga Camat Kongbeng yakni Furkani. Camat Muara Wahau mengaku sangat senang dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh PHBI dalam hal memperingati hari besar islam di wilayah pedalaman, mengingat selain masyarakat haus akan hiburan namun mengedepankan sisi religius menjadi upaya yang baik dalam meningkatkan kerukunan dan kedamaian ditengah rutinitas sehari-hari.
“Alhamdulillah kegiatan ini disambut dengan kedatangan ratusan masyarakat, tidak hanya dari Muara Wahau namun juga kecamatan tetangga. Lihat saja, adanya Bapak Furkani pada acara ini adalah bukti bagaimana Muara Wahau dan Kongbeng terus memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Ini bukti bahwa kebersamaan menjadi landasan utama dalam membangun daerah tercinta, tentu dengan berbagai cara yang positif seperti melalui kegiatan keagamaan,” jelas Yusriansyah sembari tersenyum lebar.
Sementara itu Ustadz Subki Al-Bughury menyampaikan ceramah dengan mengedepankan arti pentingan peringatan tahun baru islam. Seperti yang disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 218, bahwa sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihda di jalan Allah. Mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dengan kata lain hijrah dengan menempatkan tahun baru islam sebagai awalan untuk memulai hidup baru, adalah sebuah keutamaan.
“Seperti kisah hikmah, dimana ada seorang manusian yang telah melakukan pembunuhan 99 orang, yang bahkan dalam hitungan amal pada masa itu dianggap seperti membunuh seluruh umat manusia di dunia. Ketika bertanya dengan seorang rahib, rahib tersebut menyebutkan bahwa dirinya tidak bisa diampuni. Maka dibunuhlah rahib tersebut, untuk itu maka genaplah pembunuhan yang dilakukannya menjadi 100 orang. Llau ia bertemu dengan seorang hamba Allah yang alim, dikatakan bahwa taubatan kamu bisa diterima asal kamu hijrah. Lalu si pembunuh tersebut melakukan hijrah, dan belum melakukan taubat dia meninggal dunia. Lalu malaikat rahmat dan azab berebut untuk mengambil ruh manusia tersebut, dikatakan jika malaikat azab mengingingkan manusia durjana itu karena amal perbuatannya selama ini. Sementara itu malaika rahmat kemudian menyanggah dengan alasan manusia tersebut telah hijrah ke jalan yang benar, dan dengan hijrah mendapatkan rahmat Allah SWT,” ungkap ustadz Subki.
Kegiatan kemudian ditutup dengan doa oleh Ustadz Subki Al-Bughury yang diiringi aminan dari para jamaah. Usai menutup dengan doa, dai yang sangat familiar dengan pemirsa televisi di tanah air ini kemudian dikerubuti oleh para jamaah baik untuk bersalaman maupun foto bersama. Lelaki yang mempunyai pemahaman agama dan kemampuan berbahasa arab serta memiliki suara merdu ini, sempat melambaikan tangan dari dalam mobil untuk kemudian meninggalkan Muara Wahau dengan segala rasa rindu pada saudara sesama muslim. (kmf3)