WARTAKUTIM.com, SANGATTA – Kepala Badan Ketahanan Pangan Kutai Timur (Kutim), Hormansyah mengatakan Kutim saat ini masih kekurangan beras sekitar 20 ribu ton, dari kebutuhan tahunan sekitar 41 ribu ton
Hal tersebut diungkapkan Hormansyah saat rapat kerja dengan bupati Kutai timur Ismunandar dengan beberapa Asisten dan kepala SKPD dilingkungan Pemkab Kutim, Senin (7/8/2016) kemarin.
“Dari analisa kami, kutim tiap tahun ini butuh sekitar 41 ribu ton beras, sementara yang diproduksi saat ini baru sekitar 21 ribu ton. Jadi kita masih butuh tambahan sekitar 20 ribu ton beras,” jelas Hormansyah.
Dia menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan pangan di Kutim, dibutuhkan sedikitnya 7000 hektar (ha) sawah agar bisa mandiri pangan khusunysa beras.
“Jika dikonversi dalam hitungan sawah maka Kutim harus membukan sawah baru sekitar 7000 hektare (ha) sawah agar bisa mandiri pangan khusunysa beras,”terangnya.
Agar kebutuhan beras ini terpenuhi, maka perlu dilakukan pembukaan sawah baru sekitar 7000 ha. Namun, pada kenyataan sekarang ini, justru yang terjadi adalah kebalikan. Banyak sawah yang beralih fungsi jadi lahan kebun sawit. Dia mencontohkan di Desa Selangkau, di sana sebenarnya produksi padi sangat tinggi, namun justru banyak sawah yang beralih funsi jadi kebun sawit.
“kami mohon agar ada kebijakan yang sanggup mencegah alihfungsi lahan pertanian khusunya sawah jadi perkebunan sawit,” harap Hormansyah.
Selain alih fungsi lahan, Hormansyah juga berharap agar pemerintah melakukan antisipasi cuaca panas lima tahunan yang disebut el nino, yang terjadi tahun 2015. Caranya, pemerintah harus membuat danau buatan untuk penampungan air, yang bisa mengairi sawah saat musim kemarau, terutama di daerah sentra pertanian, agar Kutim tidak mengalami krisi beras lagi, sebab dengan cara ini, maka meskipun terjadi kemarau, petani tetap bisa menanam secara normal. (WAL)