
WARTAKUTIM.co.id, Sangatta. Kelangkaan garam kini mulai merambak dibeberapa kecamatan di kabupaten Kutai Timur. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Timur, sudah ada 3 (tiga) kecamatan di Kutim sudah tidak memiliki ketersediaan stok garam dapur di pasaran.
Kepala disperindag Kutim Edward Azran mengakatan langkanya garam saat ini, membuat harganya kian melambung tinggi. Harga garam dapur di Kutim saat ini sudah menembus angka lebih dari Rp 70.000 per pax isi 10 bungkus atau seharga lebih dari Rp 7.000 per bungkusnya. Padahal seharusnya harga jual garam dapur di pasaran tidak lebih dari Rp 3.000 per bungkusnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan, untuk mengatakasi kelangkaan garam di Kutim, pihaknya akan segera melakukan rapat koordinasi (rakor). Namun sebelum dilaksanakan rakor, pihaknya akan terlebih dulu untuk mengencek stok garam yang ada di Kutim.
“Yang pernah kita akan melaksanakan rakor untuk mengatasi kelangkahan garam. Yang kedua kita akan membaca stok dulu. Kami akan memantau, apakah stok garam di Kutim masih ada ataukah ada penimbunan. Kalau penimbunan tidak ada maka kita akan memintau suplay dari luar Kutim. Tetepi untuk satu minggu kedepan stok garam masih ada toleransi,”terangnya.
Lebih jauh Edward mengatakan, memang saat ini kelangkaan garam menjadi isu nasional. Sementara stok yang tersedia di Kutim secara umum masih aman hingga sebulan kedepan, asalkan agen atau penyalur garam dapur di Samarinda tetap menyalurkan stok garam dapur yang ada secara merata ke sepuluh kabupaten dan kota yang ada di Kaltim dan tidak melakukan penimbunan.
“Sedangkan kekosongan stok garam dapur di ketiga kecamatan di Kutim tadi, sementara coba didatangkan dari Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara ataupun dari Samarinda sendiri,”pangkasnya (wal).