Hukum Dan Kriminal

Tak Terima Adik Meninggal Diduga Kecelakaan Laka Lantas, Kakak Korban Lapor Kepolis

282
×

Tak Terima Adik Meninggal Diduga Kecelakaan Laka Lantas, Kakak Korban Lapor Kepolis

Sebarkan artikel ini

WARTAKUTI.CO.ID, SANGATTA.  Adanya kejanggalan  khususnya luka,  termasuk barang-barang  Ibrahim Sembe (38), warga Kampung Tator, Sangatta Utara, tentu membuat penasaran keluarga, khususnya  istri  Abi dan kakaknya, Yuliana. Karena itu,  Abi dan Yuliana  melapor ke Polres Kutim, agar dilakukan outopsi atas kematian Ibrahim, yang disebut meninggal karena kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) pada 14 November lalu di Jalan Martadinata.

“Saya lapor ke serse, karena  terlalu banyak kejanggalan pada kematian adik saya, Ibrahim. Awalnya,  disebut kecelakaan tunggal. Kemudian, muncul  kenyataan, ternyata katanya tabrakan dengan sesama pengendara motor, berinisial Y. Tapi kalau memang orang tabrakan, masak lukanya lobang ke dalam, robek, bahkan jarinya remuk. Sementara kendaraan yang digunakan, lecet pun tidak,” jelas Yuliana pada wartawan di Mapolres Kutim kemarin Rabu (6/12).

Dikatakan,  kalau memang ada tabrakan, yang paling janggal karena air yang dibonceng di motor pakai jerigen, pun tidak tumpah. Termasuk makanan yang dibungkus, yang mengantung di motor, juga tidak jatuh.

“kan kalau ada tabrakan yang mematikan orang kan pasti ada dampaknya di kendaraan, minimal cup motornya rusak, atau air yang dijerigen tumbah kalau memang sempat tabrakan atau gimana. Tapi  ini sama sekali tidak ada ciri tabrakan keras, kok orangnya meninggal.

“Apalagi, dari hasil  foto CT  scaner di RSUD Samarinda, tengkorak kepala bagian belakang korban retak. Leher diduga patah. Ada luka di lengan kiri, yang begitu dalam,   yang kemudian dijahit, termasuk di betis korban, juga robek.  Kalau memang tabrakan,  minimal pakaianya ada yang rusah, atau gimana, ada luka cecet di aspal. Ini tidak ada kerusakan sama sekali. Jadi ada indikasi dan keyakinan kami kalau adik kami ini dibunuh,” katanya.

Diakui,  meskipun sudah ada pernyataan dari pihak Lantas menyatakan korban meninggal karena laka lantas, tapi keluarganya tidak terima.  “Saya mohon ini dilakukan tindakan hukum.  Silakan dioutopsi, kami sudah rela kuburannya dibongkar untuk kepeningan hukum.  Soalnya, yang buat kami penasaran, karena hingga kini  hasil visum korban itu belum ada juga. Padahal, kasusnya sudah 3 minggu. Jadi kami perlu pembuktian apa penyebab kematian adik kami secara hukum,” jelas Yuliana, yang tak lain ketua RT 17, di Desa Singa Gembara.

Disebutkan,   kejanggalan lain karena ada issu, korban dikeroyok. Yang urus  asuransi korban, dengan alasan agar cepat cair,  karena alasan korban  mau dibawa ke kampung adalah keluarga  Y,  yang disebut sebagai  lawan korban tabrakan.  “Kalau punya etikat baik, kenapa ndak datang ke rumah duka, saat korban sudah meninggal, apa minta maaf, atau gimana. Malah ngumpul di sebuah rumah,  dan berharap kami yang dari pihak korban yang mau datangi.  Dimana  perasaannya,” kesal Yuliana.

Dengan berbagai kejanggalan itu, Yuliana menyatakan tekat tetap melaporkan kasus ini sampai mendapat kapastian penyebab kematian korban.  “Kalau orang  jatuh tabrakan kan lukanya lecet. Ini lukanya luka kedalam.  Jadi ada  kejanggalan yang harus dibuktikan penegak hukum. Lantas juga tidak boleh terlalu cepat mengambil kesimpulan kalau korban meninggal karena laka, sementara visumnya saja tidak ada,” katanya.

Terkait dengan  laporan  keluarga korban Ibrahim, Kapolres Kutim AKBP Rino Eko didampingi Kasat Reskrim AKP Andika Dharma Sena mengatakan  belum bisa memberikan keterangan.

“Kasus ini kan ditangani Lantas.  Orangnya sudah diamankan.  Sekarang ada dugaan lain kematian korban, maka saya perlu melakukan penyelidikan dari awal. Karena laporannya baru masuk,  maka saya akan segera melakukan koordinasi dengan  lantas,” katanya.