BeritaNasionalPolitik

Mengaktifkan dan Merawat Akal Sehat Ala Rocky Gerung!

249
×

Mengaktifkan dan Merawat Akal Sehat Ala Rocky Gerung!

Sebarkan artikel ini

WARTAKUTIM.CO.ID- Pemuda-Pemudi yang hadir di Obrolan Intelektual Kutim Emas yang digelar DPD KNPI Kutim, benar-benar dimanjakan oleh momentum saling tukar-pikir dan berbagi pendapat dengan Rocky Gerung dan Rachland Nashdik. Kedua pria yang dikenal sebagai aktivis demokrasi ini, meluangkan waktunya untuk berbincang mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia dengan tema “Merawat Akal Sehat” pada Selasa malam (10/7) di Hotel Royal Victoria.

Rocky Gerung menegaskan keterbukaan informasi, yang menurutnya tentu tidak boleh lepas dari kemampuan berupa perangkat intelektual seseorang, atau dengan kata lain kemampuan dalam memahami makna terdalam berupa semiotika. Dengan menekankan politik tetap menjadi upaya untuk mengaktifkan pandangan dari pojok, dimanapun itu medannya di negeri ini. Sehingga pandangan politik atau pembenaran tidak dimiliki oleh sudut pandang tengah atau terpusat pada sudut pandang penguasa semata.

Demokrasi tidak saja berada pada pusaran politik nasional, namun harus tiba sampai ke daerah-daerah terpencil di seluruh Indonesia. Apa yang dilakukan komunitas pemuda-pemudi di Sangatta terkait Obrolan Intelektual Kutim Emas, merupakan embrio yang mengaktifkan dan merawat akal sehat.

“Jujur saya merasa senang bahwa di Sangatta ini, atau di Kalimantan Timur. Ada satu komunitas yang terus berupaya untuk terus mengaktifkan akal sehat. Dan pesan tertinggi untuk pemuda-pemudi, bahwa Jakarta bukan pusat politik. Politik telah menyebar merata sampai ke daerah, dengan bantuan informasi dan sekarang hal tersebut tidak dapat dikendalikan lagi oleh pihak pusat,” ungkap lelaki yang tatapan matanya tetap tajam, walau berbalut kacamata ini.

Peran sosial media diakui Rocky, mengambil posisi sebagai alat yang membantu penyebaran informasi kepada publik, dimanapun mereka berada dan kapan saja publik menghendakinya. Informasi tersebar merata, dan lagi-lagi tergantung dari daya analisis para pemain-pemain politik di daerah. Untuk mau atau tidak mengaktifkan dan merawat akal sehatnya, dalam melihat informasi atau isu-isu yang berkembang.

“Saya seringkali menemukan daya analisis lokal, ternyata mampu melampaui analisis orang Jakarta. Kenapa? Karena Jakarta transaksi politiknya berbasis pada kepura-puraan. Saya senang dengan analisis yang telanjang (terbuka, red), dan itu hanya bisa dikemukakan oleh mereka yang tidak terpengaruh opini Jakarta, dan itu dari lokal,” ungkapnya saat ditanya wartakutim.co.id.

Sementara Rachland Nashdik, selain memaparkan mengenai pilihan kendaraan politik yang ditumpanginya saat ini. Ia lebih senang memberikan panggung pada Rocky Gerung, yang disebutnya sebagai “Kepala Sekolah” pendidikan demokrasi di awal-awal tahun 1980-an, dengan salah-satu murid keluaran sekolah itu diantaranya ialah Denny JA.

“Orang ini seperti yang saya kenal sejak dulu. Ya begitu itu watak intelektualitasnya, nggak berubah sedikitpun. Kalaupun kemudian Ia menjadi pembicaraan di ruang publik tanah air, kemudian terkenal melalui acara Indonesia Lawyers Club (sebuah acara diskusi di TV Swasta, red). Itu karena Karni Ilyas mengundangnya, padahal sejak lama si Karni sudah tahu siapa itu Rocky Gerung,” ungkap Rachland sembari tertawa lebar. (Wars)