BeritaRagam

Blank Spot Area di Busang dan Sandaran Parah!

210
×

Blank Spot Area di Busang dan Sandaran Parah!

Sebarkan artikel ini

WARTAKUTIM.CO.ID – Jangkauan jaringan telekomunikasi di Kutai Timur, ternyata tidak dinikmati oleh sebagian besar warganya. Hal ini dirasakan warga di ujung pedalaman Kutim yakni di Busang dan kecamatan Sandaran di wilayah pesisir. Hal ini diakui oleh Bupati Ismunandar, dimana dirinya melihat sendiri bagaimana warga kesusahan saat hendak mendapatkan jaringan telekomunikasi.

Sehingga dihadapan pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia yang diwakili oleh Ibu Heirina, pada saat pembukaan Bimtek Smart City di ruang Meranti pada Senin (16/7). Bupati menceritakan pengalamannya tersebut, untuk dapat dijadikan masukkan bagi pihak Kementerian agar dapat mengupayakan pemerataan fasilitas jaringan telekomunikasi bagi warganya.

“Ada titik-titik tertentu di kecamatan yang area blank spotnya parah, semisal di Sandaran, yakni Tanjung Mangkalihat. Kalau boleh nanti Ibu Heirina, saya ajak kesana untuk melihat dan merasakan langsung kondisi dilapangan. Jika waktu sore hingga malam hari, ramai warga berkumpul mengitari sebuah pohon kelapa, dekat Pos TNI Angkatan Laut. Saya pikir kenapa warga kok ramai berkumpul disitu, berunding apa? Eh ternyata berkumpul disitu untuk mendapatkan sinyal. Inilah yang perlu mendapatkan perhatian dari pihak Kementerian Kominfo,” ungkap Ismunandar disambut tawa semua pihak.

Kalau daerah lain disebut prgram Smart City! Di Kutim ini, Smart Regency. Mengingat Kutim berbasis pada Kabupaten dan bukan Kota. Namun isi dari program yang diluncurkan oleh Kementerian Kominfo RI tetap sebagaimana yang dimaksudkan.

“Terserah pihak pusatlah, nantinya mengupayakan perbedaan bahasa ini dapat sesuai dengan wilayah. Berbicara Smart City atau Smart Regency, akan percuma dilaksanakan jika masih ada blank spot area area di Kutim. Ibaratnya betis etam masih ada yang tecelobok (masih ada kaki yang terendam air, red),” pungkas Ismunandar. Namun dari pemaparan yang dilakukan di Kementerian sebelumnya, terungkap jika program ini dapat diselesaikan dalam waktu 5 tahun kedepan, atau bahkan hingga 6 tahun, agar dapat tuntas terselesaikan.

Lebih jauh Ismu mengungkapkan agar, kesenjangan atas fasilitas publik berupa jaringan telekomunikasi dapat segera teratasi. Agar tidak ada warga Kutim yang iri satu sama lain, karena perbedaan pelayanan publik yang berasal dari Pemerintah Pusat.

Untuk di Kutim, Ismunandar berharap ada dua tahapan program prioritas agar Smart Regency dapat berjalan lancar, pertama-tama ialah untuk daerah atau kecamatan yang sudah tidak terdapat blank spot area. Untuk program kedua ialah melakukan peningkatan jangkauan jaringan telekomunikasi, seperti Kecamatan Sandaran dan Busang.

“Melakukan kegiatan Smart City tidak semudah membalikkan telapak tangan, hari ini ada alatnya lantas hari ini juga langsung lancar semuanya. Ini ada tahapan alias proses, sebagaimana kita menggunakan alat telekomunikasi berupa HP android, harus terbiasa terlebih dahulu atau belajar tetang kemajuan teknologi,” jelas Ismunandar dihadapan ratusan Kades di Kutim. (Wars)