Hal ini ditambahkan oleh Patra salah-satu warga lainnya. Ia menyebutkan jika kejadian angin ribut seperti yang terjadi semalam, merupakan kejadian langka dan tidak pernah terjadi sebelumnya di Rantau Pulung. Terkait rumah-rumah yang atap rumahnya hancur hingga rumah rubuh, menurutnya untuk rumah yang rubuh parah, kebanyakan rumah baru atau belum sempurna terbangun. Jika rumah permanen kebanyakan atapnya yang terbang atau lepas dari bangunan.
“Untuk rumah-rumah warga yang jadi korban bencana anging ribut semalam, tidak menyebabkan korban jiwa untuk yang saya ketahui sementara. Mengingat kondisi pemukiman warga yang rata-rata transmigrasi, sehingga antara rumah yang satu dengan yang lainnya memiliki jeda jarak yang agak jauh,” jelasnya saat dihubungi wartakutim.co.id.
Lebih jauh Patra menerangkan jika memang benar terjadi rumah warga yang rubuh alias ambrol, kebanyakan hal ini dikarenakan bangunan yang ada masih dalam pembangunan atau bisa berupa bangunan semi permanen. Kalaupun ada rumah permanen milik warga yang ambrol, itu menimpa satu hingga dua rumah permanen milik warga. Kebanyakan rumah-rumah permanen di Rantau Pulung mengalami kerusakan pada atap bangunan, karena diterjang angin ribut.
Hingga saat berita ini diturunkan, Pemerintah Kecamatan sudah bergerak bersama-sama warga, baik melakukan pendataan langsung mengenai warga yang terdampak bencana maupun tidak. Teruntuk warga yang rumahnya rusak parah, diketahui ditampung oleh tetangga-tetangga mereka untuk sementara. Warga juga telah melakukan kegiatan gotong-royong bersama, terkait membersihkan jalan dari pohon-pohon yang tumbang. (Wars)
