Profil

Profil Dan Biografi H. Irwan, SI.P., MP

672
×

Profil Dan Biografi H. Irwan, SI.P., MP

Sebarkan artikel ini

Anak ketiga dari 5 bersaudara ini, pernah menjabat kasie Penatagunaan dan Perpetaan Dinas Kehutanan Kutim. Di tahun 2018 ia memutuskan untuk berhenti menjadi PNS (ASN). Keputusannya untuk berhenti dari PNS menjadi pertanyaan bagi keluarga dan rekan- rekannya.

Pria yang hobi baca buku ini, adalah salah satu pendiri organisasi Forum Peduli Karst Kutai Timur dan menjadikan ia menjadi Ketua di organisasi tersebut. Dengan organisasi yang ia pimpin itu, Ia memperkenalkan Karst Sangkulirang mangkaliat di masyarakat luas. Berkat kerja kerasnya dalam memperkenalkan wisata alam tersebut, Karst Sangkulirang di kenal indonesia hingga mancanegara. Ia banyak di undang menjadi narasumber terkait dengan Karst Sangkulirang-Mangkaliat

Selain itu, Irwan juga salah satu pendiri organisasi Gerakan 20 Mei Kutai Timur yang didirikan pada tahun 2014 dan memimpin organisasi tersebut sejak tahun 2018 hingga saat ini. Ia juga aktif dibeberapa organisasi kemasyarakat pemuda, menjadi wakil ketua bidang lingkungan hidup DPD KNPI Kutim priode 2017-2019, Ketua IKA SKMA Kalimantan Timur, Dan ketua Ketua Cabang Kutim, Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI).

Irwan juga dikenal aktif di bidang olahraga, dan meraih beberapa prestasi di bidang olahraga. Sebelumnya, Irwan pernah menjadi Manager Persikutim pada tahun 2014-2015, dan membawa klub kebanggan Kutim ini melangkah menuju ke babak 16 besar liga devisi II Indonesia. Usai memimpin Persikutim, Ia mendirikan Klub Sepak Bola Tho Lere FC dan berubah nama menjadi Sangkulirang FC, Klubnya juga pernah mencicipi liga III indonesia dan mampu lolos hingga babak semifinal zona Kalimantan Timur.

Selain di Sepak bola, Ayah tiga anak ini, berhasil membawa tim arung jerang Kutim meraih 4 emas pada ajang Porprov VI Kaltim 2018 serta mengikuti Arung jeram tingkat internasional.

Pemuda asal Sangkulirang ini, namanya, mulai dikenal masyarakat kaltim, saat ia memperjuangkan pemotongan anggaran yang di lakukan pemerintah pusat ke pemerintah daerahnya khususnya Kaltim yang merupakan penghasil penerimaan negara terbesar di Indonesia. Ia berani menggugat pemerintah pusat melalui Mahkama Konstitusi (MK). Tidak sedikit dana yang dikeluarkan untuk menggugat ke MK,.Ia harus mengocek dana dari kantong pribadinya. Karena perjuangan itu di lakukankannya sendiri tanpa campur tangan dari pemerintah daerah.