Berita PilihanPeristiwaRagam

Cegah Karhutla, BPBD Kutim Lakukan Rakor Bersama Instansi Terkait

148
×

Cegah Karhutla, BPBD Kutim Lakukan Rakor Bersama Instansi Terkait

Sebarkan artikel ini
Kepala BPBD Kutim Syafrudin saat memaparkan data terkait karhutla.

SANGATTA – Memasuki musim kemarau yang mana titik-titik hotspot api dapat muncul kapan saja, dibeberapa wilayah di Kutim. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar Rakor (Rapat Koordinasi) Peningkatan Kesiapsiagaan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kabupaten Kutim 2019, yang berlangsung di Ruang Meranti Kantor Bupati pada Selasa (27/8) pagi.

Kepala BPBD Kutim Syafrudin menyebutkan, luasan hutan yang dimiliki daerah ini sebesar 3 juta hektar lebih, dengan luas wilayah pertanian sebesar 46.265 hektar. Untuk luasan lahan hutan lindung 722.953 hektar, luas kawasan hutan KBK 1 juta hektar lebih dan luas hutan KBNK 1 juta hektar lebih. Sementara itu untuk luasan wilayah perkebunan sebesar 892 hektar lebih, adapun luasan wilayah pemukiman, kantor, dan pedesaan sebesar 87.194 hektar.

“Dengan pembagian luasan lahan tersebut, maka ketika ada kejadian karhutla, semua pihak wajib untuk bersama-sama menanggulanginya. Sehingga makna BPBD memiliki lambang segitiga, ialah tentang tiga kekuatan yang terpadu. Kekuatan yang berasal dari pemerintah, unsur swasta dalam hal ini perusahaan, serta keterlibatan unsur masyarakat dalam penanggulangan bencana,” terang Mantan Kepala BKD Kutim ini.

Arahan langsung Presiden RI Joko Widodo, pada saat Rakornas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2019 di Istana Presiden. Ditekankan soal pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, yang mana titik tekannya adalah jangan sampai menunggu api membesar.

Sehingga ada empat pesan penting Presiden Karhutla yang harus dilakukan oleh seluruh pimpinan Kabupaten/Kota se-Indonesia. Pertama ialah memperioritaskan pencegahan melalu patroli dan deteksi dini. Kedua penataan ekosistem gambut agar tetap basah, serta pembuatan embung tahan kemarau yang tidak kering saat musim panas.

Nampak dari kiri perwakilan TNI yakni Pasi Ops Kodim 0909/SGT Kapten Inf Subarja, Wabup Kasmidi Bulang, Kepala BPBD Syafrudin, dan perwakilan BMKG Balikpapan Ibnu Sulistyono.

 

Ketiga segera mungkin memadamkan api, sebelum api menjadi besar. Terakhir penegakan hukum yang baik, yang harus ditingkatkan pelaksanaannya secara konsisten. Syafrudin memamaparkan data mengenai 16 kejadian karhutla di Kutim hingga Agustus 2019. Antara lain pada 23 Februari 2019 di Jl Soekarno Hatta Sangatta Utara dengan luas lahan terbakar 0,5 hektar, lalu pada 3 Maret 2019 di Kanal 3 Jl Pendidikan dengan luas lahan terbakar 1,5 hektar. 8 Agustus di Jl Poros Sangatta-Bontang di Kecamatan Teluk Pandan luas lahan terbakar 2 hektar, yang bahkan melibatkan pihak BPBD dan PMK Bontang untuk memadamkannya.

“Adapun dalam data terakhir terjadi pada 19 Agustus 2019 lalu di Jl Kenyamukan Sangatta Utara dengan luasan lahan terbakar 2,5 hektar. Pada kejadian ini, pemadaman melibatkan peran BPBD, Dinas Damkar, serta masyarakat. Adapun penyebabnya adalah pembukaan lahan kebun, oleh oknum masyarakat di saat musim kemarau,” ungkap Sayfrudin.

Upaya penanggulangan karhutla tahun 2019 yang dilakukan BPBD Kutim, dengan melakukan 4 tugas yang terkoordinasi. Mulai dari pelaksanaan patroli terpadu, pemantauan titik-titik hotspot, pemadaman langsung di TKP, serta membuat laporan kejadian secara berkala. Untuk pengembangan sarana dan prasarana pengendalian karhutla juga dilakukan BPBD Kutim, sembari melakukan pembentukan dan pembinaan brigade pengendalian karhutla pada tingkat kecamatan.

“Sosialisasi dengan memberikan arahan langsung kepada pelaku pembakaran lahan, memberi himbauan dan sosialiasi langsung kepada masyarakat, serta memasang rambu-rambu peringatan kewaspadaan karhutla di beberapa kecamatan yang dianggap rawan timbulnya titik-titik hotspot,” jelasnya lebih jauh. (Arso)