SANGATTA – Penghargaan Sahabat Universitas Gadjah Mada adalah penghargaan yang diberikan pada alumni, individu, organisasi, hingga industri. Penghargaan inilah yang didapatkan oleh Bupati Kutai Timur, H. Ismunandar, ST,. MT dalam acara UGM Menyapa Alumni di Kalimantan Timur pada Sabtu (7/9) beberapa waktu lalu.
Filosofi Sahabat UGM ialah mampu mengakar kuat dan menjulang tinggi, ibarat pohon yang baik. Sehingga akarnya kuat menghujam ke bumi memperoleh asupan nutrsi yang baik dan kuat menghadapi guncangan. Batang dan dahannya menjulang tinggi ke langit dengan dedaunan yang rimbun dan meneduhkan, dan memberikan buahnya setiap saat tak kenal musim kepada siapapun, yang bernaung dibawahnya.
Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng dalam pengantarnya menyebutkan bahwa UGM sangat menyadari bahwa, tidak ada satupun univeristas besar di dunia ini tanpa kontribusi para sahabat, tidak terkecuali untuk kampus besar seperti UGM.
Cita-cita besar UGM untuk mewujudkan universitas pelopor perguruan tinggi nasional berkelas dunia yang unggul dan inovatif, mengabdi kepada kepentingan bangsa dan kemanusiaan dijiwai nilai- nilai budaya bangsa berdasarkan Pancasila. “Menyadari arti pentingnya sahabat, UGM mengetuk kemurahan hati para sahabat, untuk bersama-sama dengan semangat gotong-royong, membangun UGM dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” tegas Rektor UGM.
Ditempat terpisah, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kutai Timur Ir. H. Zubair, MT menyerahkan Penghargaan Sahabat UGM pada Bupati Ismunandar, yang pada acara UGM Menyapa Alumni di Kalimantan Timur berhalangan hadir. Bupati Ismunandar amat tersanjung dengan penghargaan yang diberikan oleh salah-satu kampus negeri terfavorit di Indonesia tersebut.
“Walaupun kini telah menjadi Bupati Kutai Timur, namun semangat saya untuk terus mewujudkan pendidikan sebagai sarana mengembangkan dan menumbuhkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM, red) di Kutim, tidak akan luntur. Bagaimanapun juga saya merupakan anak yang tumbuh di daerah pesisir, sehingga teramat penting untuk menjadikan pendidikan sebagai sarana merubah nasib anak bangsa ke jenjang yang lebih baik serta turut membangun peradaban bangsa. Seperti yang saya rasakan dalam proses ketika jadi mahasiswa hingga seperti sekarang,” tukas pria lulusan S2 Universitas Gadjah Mada, Jurusan Perencanaan Kota dan Daerah.
Terlepas dari semua hal tersebut diatas, Ismunandar menyebutkan bahwa sebagai pemimpin, dirinya harus dekat dengan rakyat serta juga seluruh pihak, termasuk civitas akademika. Dengan merangkul semua pihak dan bersama-sama membangun bangsa lewat sebuah daerah yang bernama Kutai Timur. “Maka baik pikiran, tenaga, dan semangat untuk menjadikan Kutim secara khusus, dan Indonesia secara luas, menjadi luar biasa, disitulah letak tanggung-jawab sebagai manusia Indonesia,” tegasnya. (Arso)