SANGATTA – Terkait mengenai rencana investasi lewat kunjungan pihak Kerajaan Brunei Darussalam pada beberapa waktu lalu, ke Kutai Timur. Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kutim memantau jika minat investasi tidak saja pada bidang ekonomi, namun juga masuk hingga bidang pendidikan serta kebudayaan.
Diterangkan Kepala Bidang (Kabid) Perizinan dan Non Perizinan Saipul Ahmad, bahwa negara yang masuk dalam Commonwealth of Nations alias Negara Persemakmuran Inggris tersebut amat berminat menjadikan Pulau Miang sebagai lokasu pembangunan lapangan terbang untuk bandara kargo dan komersil.
“Untuk itulah mereka melakukan survei dan pendataan potensi investasi apa saja yang bisa dilakukan dan dikembangkan di Kutim. Mulai di bidang ekonomi, pendidikan dan kebudayaan. Namun dari hasil kunjungan rombongan yang telah dilakukan pada kawasan indrustri Maloy, pihak Brunei juga tertari melakukan eksisting pada pelabuhan dan bandara di kawasan Maloy,” ungkapnya saat ditemui awak media.
Lebih jauh Saipul menyebutkan, ada beberapa wilayah yang coba disodorkan sebagai lokasi bandara. Yakni, kawasan Tanjung Manis yang merupakan bekas Parakla, kemudian lokasi milik Perusahaan Tripel S di Kecamatan Karangan, serta kawasan Pulau Miang yang berada di sisi luar Kecamatan Sangkulirang. Dari ketiga kawasan yang ditawarkan ini, pihak Brunei kelihatannya lebih berminat dengan Pulau Miang.
“Namun tentunya harus ada upaya percepatan pembangunan pada pulau tersebut, serta penyesuaian dengan persyaratan dan kelayakan sebuah daerah atau lokasi yang akan dijadikan sebuah bandara. Terlebih keinginan pemerintah Brunei ingin mengintegrasikan antara pelabuhan dengan bandara,” pungkasnya lebih jauh. (Arso)