“Ndak bisa dipaksakan, mau jadi apa kalau dipaksakan jalan. Yang ada selain kelihatan berbaur bersama-sama antre di SPBU, juga sebelumnya pasti ada aksi dorong motor karena kehabisan bensin secara massal. Kita berharap hal ini tidak terjadi lagi, seiring keluarnya Surat Edaran yang dikeluarkan Pemkab Kutim untuk memperingatkan para spekulan agar tak main-main dengan kondisi dimana kelangkaan bbm terjadi,” terangnya.
Adapun Anwar anak motor lainnya menyebutkan soal kelangkaan bbm bukan semata-mata berdampak pada tipikal pengguna kendaran motor biasa saja, tetapi kendaraan motor besar juga. Ini bukan soal manfaatnya untuk apa motor digunakan, tetapi bagaimana pemenuhan kebutuhan bbm terpenuhi.
“Penggunaan bbm tidak tebang pilih, semua pengguna kendaran roda dua hingga roda empatpun sama-sama membutuhkan untuk menggerakan mesin kendaraan. Sehingga butuh perhatian semua pihak terkait, dalam hal ini pihak PT Pertamina, untuk mengawasi SPBU maupun APMS saat memasarkan bbm ditingkatan masyarakat. Pasti bisa memilah mereka, mana konsumen biasa mana itu pengepul bbm,” terangnya. (Arso/Ndra)











