SANGATTA – Baru dua minggu berada di Kutai Timur, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Sangatta Letkol Laut (P) Osben Alibos Naibaho memang belum sempat melakukan safari atau kunjungan ke wilayah-wilayah laut Kutim secara keseluruhan. Namun sudah ada dua buah Pos Penjagaan AL yang disambanginya beberapa waktu lalu, terlebih wilayah teritorial Lanal Sangatta menyebar dari Tanjung Mangkalihat, Sandaran hingga Bontang.
“Dua minggu bertugas di Kutim, saya sudah mempelajari apa-apa permasalahan sebenarnya atau khususnya keamanan di bidang perairan. Dari kalkulasi yang sudah dibaca, tidak ditemukan hal-hal yang sangat signifikan yang jadi pusat perhatian. Semisal ada ancaman-ancaman nyata atau berbahaya sekali tidak ada, hingga saat ini masih dalam kondisi yang normatif,” terangnya.
Namun Danlanal menerangkan, jika TNI AL tidak akan terlena dengan keadaan ini. Mengingat berbicara soal keamanan laut, pihaknya harus menyiapkan pasukan dengan baik termasuk pula peralatan-peralatan, hingga kapal patroli yang ada.
“Ini merupakan program yang berkaitan dengan Kutim secara teritorial, jika skala penjagaan laut hingga wilayah tengah atau lebih besar lagi cakupannya, kami tetap selalu berkomunikasi dengan Komando diatas. Dalam hal ini, Komando Armada (Koarmada, red) yang memiliki kapal perang, sektor-sektor tersendiri, dan tergantung data intelijen yang masuk. Mana daerah prioritas yang dikawal oleh TNI AL, seperti itu polanya,” ungkapnya.
Lanal Sangatta sendiri dalam tugasnya hingga keranah tugas tentara dibawah, memiliki tugas intelijen yang berada di wilayah-wilayah pesisir laut Kutim. Sehingga informasi-informasi tetap terpantau dengan baik, hingga ke Lanal. Jika kehadiran secara terperinci dibutuhkan, maka anggota Lanal Sangatta akan hadir untuk perihal tersebut.
TNI AL tidak hanya mengandalkan Kapal Kudungga semata dalam bekerja, namun juga didukung Kapal Angkatan Laut (KAL) sebagai penunjang dengan ukuran yang kecil. Kapal ini merupakan kapal patroli dengan panjang kurang dari 36 meter. Sehingga dapat menyisir masuk ke perairan-perairan pinggir laut, muara sungai, hingga sungai-sungai, yang tidak bisa dilalui kapal-kapal besar.
“Tujuannya agar bisa memberikan rasa aman, terlebih di Kutim banyak operasional perusahaan-perusahaan, jika mereka terganggu otomatis akan berpengaruh pada perekonomian Kutim secara keseluruhan. Termasuk sinergi dalam mengamankan wilayah laut Kutim dari bahaya peredaran narkoba lewat jalur laut, dimana peran ini juga dimiliki Polair hingga Bea Cukai,” tegas Danlanal Sangatta Letkol Laut (P) Osben Alibos Naibaho saat di wawancarai wartakutim.co.id. (Arso)