SANGATTA – Terbukanya peluang ekspor pisang ke Malaysia, dimanfaatkan petani-petani asal Kecamatan Kaliorang, Kutai Timur untuk memasarkan produk pisang kepok hasil panen mereka. Terlebih dari pantauan yang ada didapatkan informasi bahwa permintaan akan hasil perkebunan pisang kepok ke negeri jiran tersebut, dalam tiap minggunya mencapai angka 300 ton.
Kepala Dinas Pertanian Kutim Sugiono saat ditemui awak media diruang kerjanya menyebutkan, pengiriman untuk ekspor tersebut pertama kalinya pada Oktober lalu menyentuh besaran 40 ton. Dimana pada ekspor kedua yang akan dilakukan dalam waktu dekat mencapai besaran 100 ton pisang kepok alias musa acuminata x balbisiana.
“Walaupun pasaran pisang kepok dalam negeri juga tidak kalah menguntungkan, namun hal ini juga dimaksudkan untuk membantu peningkatan devisa negara melalui produk pertanian. Untuk pasaran lokal satu tandan pisang dibayar penuh oleh pembeli, namun untuk kebutuhan ekspor yang dibayar pembeli adalah dari pertengahan ujung tandan hingga sebelum ujung tandan atas. Dalam arti ada buah yang tidak dipilih alias dibayar,” terang lelaki yang pernah 10 tahun bertugas di Barong Tongkok, Kutai Barat ini.
Adapun penemuan pemasok asal Malaysia, terkait hasil panen pisang kepok dari Kaliorang mulanya dianggap sebuah keberuntungan. Suatu saat eksportir tersebut berjalan mencari keberadaan petani pisang kepok di Kutim. Semula dikira ada petani yang menanam dalam jumlah besar di Teluk Pandan, namun saat dicari ternyata tidak sebesar yang dikabarkan.
“Perjalanan mereka berlanjut hingga mendapat informasi, adanya jumlah penanaman pisang kepok secara besar di wilayah Kaliorang. Disitulah awal mula bagaimana ekspor pisang kepok dari Kutim hingga bisa menembus Malaysia, dengan ekspor awal sebesar 40 ton dan nilainya mencapai Rp. 105 juta,” ungkapnya.