Jika dapat dipetakan saja untuk kecamatan, menurut Novel tentu hal ini bisa dimanfaatkan untuk pendidikan usia dini bagi cabor-cabor yang ada. Uang sebesar Rp. 5 miliar bisa dilakukan untuk menguatkan pembinaan. Ambil contoh cabor sepakbola, dengan ada uang sebesar Rp. 500 juta saja, Kutim bisa memanggil Indra Syafrie untuk mengajari guru-guru di kecamatan dan pasti akan ada pemain yang jadi profesional.
“Saya mau menyampaikan pada Pemkab Kutim, jika hendak membina olahraga bina dengan seriuslah, jangan setengah-setengah. Dan pasti ada cabang olahraga yang tidak puas dengan keputusan menetapkan delapan cabor untuk mengikuti Porkab. Itu persoalannya, yang tidak ikut ini bagaimana?,” gugahnya pada pihak KONI Kutim. (Ima/ADV)