SANGATTA – Kedatangan Sekretaris Provinsi Nusa Tenggara Timur Benediktus Polo Maing ke Kutai Timur dalam rangka melantik pengurus Ikatan Keluarga Besar (IKB) Nusa Tenggara Timur di Kutai Timur, disambut baik oleh Bupati Ismunandar dan Ketua DPRD Kutim Hj. Encek UR Firgasih.
Sekprov NTT tidak datang sendiri, tetapi juga didampingi oleh Bupati Ende Djafar Ahmad, Bupati Mangarai Timur Andreas Agas, Wabup Flores Tmur Agustinus P Boli, Wabup Sikka Romanus Woga, Wabup Lembata Thomas O Langoday, termasuk pula tokoh-tokoh IKB NTT Kabupaten Kutai Timur.
Ditemui terpisah, Bupati Ismunandar menyebutkan adanya kegiatan pelantikan pengurus IKB NTT Kutim juga menjadi sarana untuk saling memperbincangkan mengenai warga NTT di daerah ini. Sebagaimana dahulu ada yang namanya Angkatan Kerja Antar Daerah (AKAD), sehingga bagi warga yang berasal dari kabupaten-kabupaten diwilayah administrasi Provinsi NTT paling tidak memiliki surat pengantar.
“Hal inilah yang kita sampaikan pada Ketua IKB NTT dari Kutim yang sebelum pertemuan sudah berkunjung lebih dahulu ke NTT dan beberapa kabupaten lainnya. Dimana dimungkinkan adanya kerjasama, dimana kedepan mereka (Pemprov dan Pemkab, red) dapat membekali warganya yang pindah ke Kutim dengan surat pengantar layaknya pola AKAD. Jadi yang mau bekerja di Kutim memiliki surat pengantar, KTP, maupun identitas lain yang mendukung,” ungkap Bupati saat ditemui wartawan.
Sehingga ketika berada di Kutim, warga NTT mengalami kesulitan untuk mendapatkan berbagai hak sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) diantaranya soal BPJS Ketanagakerjan maupun BPJS Kesehatan. Terlebih jumlah warga NTT di Kutim mencapai angka 30.000 jiwa lebih.
“Begitu hendak dibuatkan BPJS, kita kesulitan karena identitas mereka ada di kampung halaman, mau dibikinkan KTP ya tetap harus pulang ke kampung terlebih dahulu. Nah, hal inilah yang hendak kita atur dan benahi. Apalagi menurut tokoh-tokoh dan kawan-kawan di IKB NTT Kutim, jumlah warga NTT mencapai angka 30.000 ribuan jiwa dan butuh perhatian khusus dari Pemkab Kutim,” jelas Bupati Ismunandar.
Selain itu Bupati Ismunandar berharap kepada stake holder atau tokoh masyarakat yang menerima dan membawa anggota keluarga dari kampung halaman ke Kutim, agar terbuka dan menjelaskan perihal kedatangan warganya. Sehingga ketika ada permasalahan baru kemudian ke pemerintah.
“Padahal saudara-saudara kita yang datang ke sini adalah untuk merubah nasib mereka. Bahkan patut diketahui ketika saya bertemu dengan warga Lembata yang ada di Kutim, ternyata kehidupan mereka juga berubah. Ada yang jadi pengusaha, artinya warga NTT mampu beradaptasi dan mampu berusaha dengan baik di daerah ini,” jelas Ismunandar sembari tersenyum.
Untuk itulah terkait perihal warga NTT di Kutim, jangan hanya dilihat yang belum berhasil. Ternyata yang telah berhasil dan sukses pun di Kutim juga banyak. Kembali kepersoalan bagaimana kedatangan warga NTT ke Kutim, selain misalnya ada perhatian dari Provinsi NTT. “Minimal ada kemudian adminstrasi yang dikeluarkan oleh Kabupaten-Kabupaten di NTT untuk warganya yang pindah atau mencari kerja ke daerah lain,” harap Ismunandar lebih jauh.
Perlu diketahui, kedatangan Sekprov NTT hingga Bupati dan Wakil Bupati dari kabupaten-kabupaten di provinsi tersebut selain untuk menghadiri kegiatan pelantikan pengurus IKB NTT Kabupaten Kutai Timur. Mereka juga akan menghadiri kegiatan Pentas Budaya Nusa Tenggara Timur yang berlangsung di Folder Air. (Ima)