WARTAKUTIM.CO.ID – Entah mitos atau fakta, kenyataan ini selalu terjadi berulang kali di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kaltim. Semua orang yang menjabat sebagai wakil bupati, selalu menjadi bupati kemudian.
Ya, selama 20 tahun kabupaten pecahan Kutai itu berdiri, wakil bupati selalu ditakdirkan menjadi bupati, berbanding lurus dengan kenyataan yang juga mengherankan. Bahwa, siapa saja yang menjadi bupati di Kutim selalu mewariskan tahta bangku nomor satu itu kepada wakilnya, dengan alasan yang berbeda-beda.
1. Mahyudin
Lelaki yang kini bersinar terang di kancah nasional setelah duduk di bangku MPR RI dan DPD RI itu, dulunya adalah seorang wakil bupati. Pada usia 31 tahun, dia menjadi wakil dari bupati Kutim pertama Awang Faroek Ishak, pada 2001.
Setelah Awang mengundurkan diri karena ingin maju pencalonan sebagai gubernur Kaltim, jabatan bupati lantas diserahkan kepada Mahyudin yang saat itu masih berusia 33 tahun, pada periode 2003-2006.
Namun jabatan bupati tersebut kembali berpindah ke tangan Awang Faroek melalui Pilkada 2006. Itu sebab Awang sempat kalah dalam kontestasi pemilihan gubernur Kaltim.
2. Isran Noor
Lelaki yang kini menjabat sebagai gubernur Kaltim ini, sempat menjadi wakil bupati Kutim periode 2006-2008, berpasangan dengan Awang Faroek Ishak sebagai bupatinya. Dia adalah wakil bupati Kutim kedua setelah Mahyudin. Sebelum menjabat wakil bupati, Isran sempat menjadi asisten II sekretaris daerah (sekda), dan sempat dimutasi menjadi staf khusus.