WARTAKUTIM.CO.ID, SANGATTA – Koperasi Balok Toraja, salah satu kopersi simpan pinjam (KSP) skala nasional ternyata cukup eksis di Kutim. Bahkan, dalam waktu dekat, sudah akan menambah kantor pelayanan ke Bengalon dan Muara Wahau. Demikian dikatakan Roni Pangadongan ,Se, selaku kepala cabang Balokta di Sangatta.
“Koperasi Balokta di Sangatta ini, sudah punya ribuan anggota. Mereke bukan hanya dari kota Sangatta, tapi Bengalon, Muara Wahau dan berbagai kecamatan lainya. Makanya, sekarang sudah buka kantor baru di Bengalon, dan dalam waktu dekat di Muara Wahau. Ini dilakukan untuk mendekatkan pelayanan pada anggota yang ada di sana,” kata Roni, selaku Kepala Cabang Balokta Sangatta.
Diakui, banyaknya anggota koperasi Balokta, karena bukan hanya orang Toraja yang masuk sebagai anggota, tapi suku lain juga banyak.Nasabahnya juga sama. Banyak, yang banyak minjam dana di Balaokta adalah kontraktor, karena cicilannya fleksibel, dalam arti, kalau ada uang, bisa langsung dilunasi, sehingga tidak perlu termakan banga bank dalam jangka panjang seperti di bank biasa.
Diakui, salah satu usaha yang dilakukan adalah menyalurkan dana pinjaman dari dana pinjaman berkulir Kementerian Koperasi dan UKM, termasuk dana dari Rabo Bank, Belanda. Dana dari Rabo Bank, itu khusus untuk permodalan petani. Meskipun dananya yang disiapkan cukup banyak, namun peminjamnya kurang, karena pagunya yang kecil, hanya Rp15 juta.
“Jadi petani hanya bisa dikasi maksimal pinjaman Rp15 juta. Karena dirasa tidak cukup untuk modal, makanya kurang diminati, meskipun bunganya hanya 1 persen per bulan,” katanya.
Dibanding dengan pinjaman dari dana bergulir, dari sumber dana Kemenkop UKM, meskipun bunganya lebih besar, itu cukup laris. Bahkan, masih kurang karena banyak peminat, tapi dananya sedikit.
“Dana pinjaman dari Kementerian ituk hanya Rp25 miliar untuk Balokta. Cabang Kutim hanya dapat Rp1,3 miliar. Itu sudah habis dipijam oleh 37 orang nasaba. Sebab, kredit ini tidak dibatasi besarannya,” katanya.
Diakui, Balokta dipercaya mengelola dana Kemenkop, karena juga cukup disiplin mengembalikan dana cicilannya ke pemerintah. “Jadi tiap bulan kami cicil kembali ke pemerintah, melalui Kantor pusat Balokta,” katanya. (jn)