WARTAKUTIM.CO.ID, SANGATTA – Proyeksi peningkatan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) untuk tahun 2023 yang diperkirakan bisa mencapai Rp 8 triliun. Dengan peningkatan anggaran ini, beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), termasuk Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim), diharapkan akan mendapatkan tambahan pekerjaan.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim), Ahmad Iip Makruf, menyatakan bahwa walaupun belum ada kepastian mengenai besaran penambahan APBD perubahan, ia berharap peningkatan anggaran tersebut tidak terlalu besar. Hal ini agar semua pekerjaan yang direncanakan dapat diselesaikan pada akhir tahun dengan baik.
“Yang pasti seluruh anggaran yang masuk pasti akan kita terima, jika ada penambahan anggaran di APBD perubahan. Tapi kita belum mengetahui berapa besarannya, muda-mudahan saja nilai tidak begitu besar,” Kata Ahmad Iip Makruf saat ditemui di Ruang kerjanya, Selasa (1/8/2023)
Lebih lanjut ia menambahkan, pada tahun 2022, Dinas Perkim masih dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan sistem Bank Garansi. Namun, di tahun berikutnya, sistem Bank Garansi tidak lagi tersedia, dan ini dapat berdampak pada potensi terjadinya sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) yang lebih besar.
“Saat ini belum ada informasi tentang perkembangan lebih lanjut terkait sistem ini di masa yang akan datang,”ungkap Kadis Perkim saat ditemui awak media.
Dengan demikian, perubahan dalam sistem pembayaran dan peningkatan anggaran di APBD dapat memiliki dampak signifikan pada pelaksanaan proyek-proyek di daerah tersebut, terutama di Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Namun meski begitu, pihaknya masih berharap seluruh pekerjaan tersebut nantinya bisa diselesaikan, dengan harapan kebutuhan material tercukupi dan ada para pengusaha di Kutim, yang ingin membuka usaha batching plant atau Ready Mix, sehingga bisa membantu mempercepat proses pekerjaan di lapangan.
“karena selama ini hanya ada sekitar 5 sampai 6 yang usaha Ready Mix, sedangkan jumlah paket untuk pengecoran jumlahnya lebih banyak. Sehingga bisa membantu mengatasi rentang waktu yang terbilang sempit itu. Kalau perubahan waktu efektif itukan cuman dua bulan, dengan sekian banyak paket, jika jumlah Ready Mix segitu kemungkinan akan lebih berat,” Terangnya
Karena itu, jika nantinya pekerjaan tersebut waktunya sudah tidak memungkinkan, maka pihaknya tidak akan mungkin memaksa melaksanakan pekerjaan tersebut.
“Seperti yang saya bilang tadi, kita akan terus berusaha bekerja semaksimal mungkin, jika nantinya terdapat kendala tidak bisa dilaksanakan di akhir tahun, misalnya ada 100 kontrak, maka tidak akan kita laksanakan, dari pada kita yang sakit.” Tutupnya (adv)