Kawasan Bukit Pelangi Sangatta memiliki luas sekitar 60 hektare. Dahulu, tempat ini hanyalah bukit biasa yang ditumbuhi semak belukar dan digunakan masyarakat sebagai area perkebunan.
Transformasi kawasan ini dimulai ketika Bupati Kutai Timur pertama, almarhum H. Awang Faroek Ishak, memperkenalkannya dengan nama Rainbow Hill. Nama tersebut menggantikan sebutan sebelumnya, “Gunung Tim”, dan langsung menarik perhatian masyarakat.
Pemilihan lokasi ini sebagai pusat pemerintahan bukan tanpa alasan. Letaknya yang strategis dan memiliki akses ke berbagai penjuru Sangatta menjadikannya pilihan ideal sebagai pusat administrasi. Pembangunan dimulai secara bertahap sejak awal 2000-an, dimulai dari pembangunan Kantor Bupati dan diikuti oleh kantor-kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya.
Peresmian kawasan perkantoran Bukit Pelangi dilakukan oleh Wakil Presiden RI ke-9, Hamzah Haz, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-4 Kabupaten Kutai Timur pada 11 Oktober 2003.
2. Destinasi Wisata Keluarga
Di balik fungsinya sebagai pusat administrasi, Bukit Pelangi juga berkembang menjadi salah satu destinasi wisata lokal yang menarik, khususnya bagi keluarga.
Pengembangan sebagai kawasan rekreasi dimulai pada tahun 2009, saat Isran Noor menjabat sebagai Bupati Kutai Timur, menggantikan Awang Faroek Ishak yang telah terpilih sebagai Gubernur Kalimantan Timur. Di bawah kepemimpinan Isran, pembangunan berbagai fasilitas rekreasi dilakukan secara masif.
Taman-taman tematik, ruang terbuka hijau, area parkir yang luas, serta taman bermain anak dibangun untuk menunjang kenyamanan pengunjung. Beberapa taman favorit yang ramai dikunjungi keluarga antara lain Taman Venus dan Taman Bintang.
Tak hanya itu, kawasan ini juga kerap menjadi lokasi penyelenggaraan berbagai kegiatan seni budaya hingga konser musik yang menghadirkan artis dari ibu kota.
3. Masjid Terbesar dan Termegah di Kutai Timur
Selain sebagai pusat pemerintahan dan destinasi wisata, Bukit Pelangi juga menjadi simbol religius masyarakat Kutai Timur. Di kawasan ini berdiri Masjid Agung Al-Faruq, yang merupakan masjid terbesar dan termegah di Kabupaten Kutai Timur.
Masjid ini mulai dibangun pada tahun 2011 dan berdiri di atas lahan seluas 500 m² dengan luas bangunan mencapai 10.000 m². Pembangunan masjid merupakan bagian dari pengembangan kawasan Bukit Pelangi yang digagas oleh Gubernur Kaltim saat itu, Awang Faroek Ishak. Nama “Al-Faruq” diberikan sebagai penghormatan atas kontribusi beliau dalam pembangunan daerah.
Masjid Agung Al-Faruq mengusung gaya arsitektur Timur Tengah modern dengan dominasi warna hijau. Salah satu daya tarik utamanya adalah menara Asmaul Husna setinggi 99 meter dengan 17 lantai, lengkap dengan lift yang memungkinkan pengunjung menikmati pemandangan kota dari ketinggian. Empat menara tambahan setinggi 66 meter turut memperindah bangunan ini.
Keunikan lain dari masjid ini adalah adanya replika Ka’bah berukuran sama dengan yang ada di Makkah, menjadikannya sebagai destinasi wisata religi yang khas di Kutai Timur.
Masjid Agung Al-Faruq juga aktif menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Di antaranya sebagai tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-VIII Kabupaten Kutai Timur pada 2012, dan pada Juli 2023, menjadi lokasi tausiah oleh Ustaz Abdul Somad dalam rangka peringatan Tahun Baru Islam 1445 Hijriah. (wal)