Sangatta,wartakutim.com – Sekertaris Komisi D DPRD Kutai Timur Agusriansyah Ridwan, mendukung Gerakan Desa Mandiri dan Terpadu (Gerbang Desa Madu) yang digagas oleh pemerintahan Bupati Ismunandar dan Wakil Bupati Kasmidi Bulang selama masa pemerintahannya.
Dia mengatakan, program desa madu ini perlu mendapatkan suport penuh dari semua pihak. Tidak terkecuali dari DPRD Kutim sebagai mitra pemerintah. Dengan upaya mewujudkan kemandirian Kutai Timur melalui pembangunan Agribisnis dan Agroindustri, pemerintah daerah berupaya dengan menciptakan desa sebagai basis dan dasar kemandirian dan pembangunan,” Ujar Politisi Partai PKS Ini.
Dia menambahkan, melalui prorgam ini, tentu diharapkan pemerintah dapat membangun dan pembenahan infrastruktur dari bawah atau desa. “Diharapkan ke depan tidak ada lagi desa-desa dengan kategori tertinggal dalam sisi pembangunan. Seperti 23 desa di Kutim yang saat ini masih masuk dalam kategori sebagai desa tertinggal,” katanya.
Dengan program Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar per Desa kata dia, tentunya Bupati dan Wakil Bupati Kutim sudah memiliki pertimbangan dan mengetahui bagaimana mekanisme serta regulasinya.
“Karena itu saya sangat percaya bahwa pemerintah Kutim sudah memiliki pola dan tata cara bagaimana mewujudkan program tersebut sesuai mekanisme dan pastinya tidak akan bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Seperti diakui, di Kutim, berdasarkan data Indeks Pembangunan Desa (IPD) masih ada 23 Desa masuk kategori desa tertinggal. Seperti disampaikan Bupati Kutai Timur Ismunandar dalam nota pengantarnya pada penyampaian usulan nota pengantar RPJMD Kutim periode 2016-2021, beberapa hari lalu.
Dikatakan Bupati Ismu, dari 133 desa dan 2 keluarahan yang saat ini ada di Kutai Timur, sesuai indeks pembangunan desa (IPD) diketahui bahwa masih ada 23 desa di Kutim masuk dalam kategori sebagai desa tertinggal. Sementara itu, ada 4 desa masuk kategori mandiri dan sisanya sebanyak 106 desa masuk dalam kategori desa berkembang.
“Untuk itu, saat ini bagaimana tugas pemerintah Kutim untuk mentransformasi 23 desa tertinggal ini menjadi desa berkembang, dan menjadikan 106 desa berkembang menjadi desa mandiri,” katanya.
Upaya percepatannya ada beberapa komponen yang akan segera dipenuhi. Diantaranya penyediaan aksesibilitas desa dan pelayanan dasar bagi desa. Tentunya termasuk dalam upaya paningkatan penyediaan dan layanan sarana listrik, air, pendidikan dan kesehatan. Dengan program Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar, akan dilihat prioritas dan sesuai proporsinya. Sehingga akan disesuaikan kebutuhan desa dan masyarakat setempat. Pastinya tidak kelebihan dan tidak kekurangan. Inilah inti dari program desa membangun. (ADV/WAL)
Kami menunggu kelanjutannya, semoga bisa terealisasi dan tepat sasaran, dengan program dana Rp 2 sampai 5 milyar /desa, berharap desa yg berkembang bisa menjadi desa Madu (Mandiri dan Terpadu) khususnya desa BBI Dan BBU Kecamatan Sangkulirang agar bisa meningkatkan penyediaan listrik sehingga lampu menyala siang dan malam, sebagaimana yg telah di rencanakan pada tahun” yang lalu.
Wacana bahari. Sudah beratus urang yang bekesah tegak tu.