Sangatta,wartakutim.com – Kemarau panjang yang melanda hampir sebagian besar diwilayah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) sepanjang tahun 2015 hingga awal 2016 ini menyebabkan terjadinya bencana kekeringan yang begitu. Akibatnya lahan pertanian petani yang telah ditanami mengalami gagal panen.
Hal ini sangat berpengaru dengan ketersedian stok beras Kutim. Berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan (BKP), stok beras Kutim, hanya mencukupi kebutuhan 3 bulan ke depan.
Kepala BKP Kutim Hormansyah menyebutkan data Bulan Januari 2016, stok beras Kutim sebanyak 32.673 ton. Sementara, ideal untuk kebutuhan pangan masyarakat dibutuhkan beras sebanyak 47.754 ton. Artinya, Kutim kekurangan beras sebanyak 15,081 ton, dalam tahun ini.
“Cadangan pangan terakhir yang kita miliki, khusunya beras, hanya untuk persedian selama 3 bulan kedepan saja lagi,” kata Kepala BKP Kutim Hormansyah saat ditemui wartawan di ruangan kerjanya, belum lama ini.
Dia menyebutkan, sejumlah kecamatan kekurangan stok beras. Daerah yang dinilai masih minus diantaranya adalah Sangatta Utara, Batu Ampar, Sangatta Selatan, Sangkulirang, Muara Bengkal, Muara Wahau, Sandaran, Kongbeng, dan Bengalon. Sedangkan kecamatan yang berhasil swasembada beras yakni, Rantau Pulung, Karangan, Kaubun, Long Mesangat, dan Kaliorang.
Untuk menangani krisis pangan ini, solusinya kata Hormansyah ,dengan mendatangkan beras dari luar kutim seperti mendatangkan dari Sulawesi atau daerah lainnya. Menurut nya, program kemandirian pangan, Kutim baru mampu melayani 40 sampai dengan 50 persen. Sementara 50 persen lagi, cadangan beras kebanyakan didatangkan dari daerah lainnya di Indonesia.
“Kalau tahun lalu, kita masih bisa menyediakan dan menghasilkan cadangan besar 50 persen, itu dari petani kita di Kutim. Tapi kalau tahun ini, hampir 100 persen ketersedian beras didatangkan semua dari luar Kutim, maupun Kaltim.” katanya.