MUARA WAHAU- Enluei dan Enjiak Hudoq atau diartikan sebagai nyanyian dan tarian hudoq mengakhiri puncak perayaan dan ritual pesta adat budaya Lom Plai di Desa Nehas Liah Bing Kecamatan Muara Wahau, Kamis (19/4). Sebanyak 25 penari hudoq yang dibawakan para remaja dan orang tua dayak Wehea tampil kolosal diiringi beberapa pemain musik gong dan gendang.
Di terik panas, Bupati Ismunandar tak sungkan bergabung dalam kemeriahan Lom Plai dengan menari Hudoq didampingi Camat Muara Wahau Irang Ajang dan Kepala Adat Desa Nehas Liah Bing Ledjie Taq. Menyesuaikan gerak tangan dan kaki Ismu bersemangat mengikuti langkah para penari hudoq. Sebelumnya Ismunandar diberikan Enset Lekoq Se’ak Le’eng atau ikatan gelang manik oleh panitia Lom Plai sebagai jimat rasa syukur tanda penolak bala (musibah).
Dalam kesempatan itu, Ismu mengatakan Lom Plai tahun mendatang akan menjadi agenda tahunan di dukung oleh tiga OPD yaitu Dinas Kebudayaan tugasya pelestarian, Dinas Pariwisata untuk promosi, sedangkan Dinas Pendidikan menjadi tulang punggung pembinaan.
“Tiga OPD ini sudah saya tugaskan untuk mengawal Lom Plai jadi menjadi salah satu event tahunan erau terbesar di Kutim,” jelasnya.
Sedangkan Humas menjadi koordinator mengkolaborasikan semua dukungan dimaksud. Ismu menambahan beberapa sektor yang menjadi bagian Lom Plai akan coba diperjuangkan dengan dukunga Dana Alokasi Khusus (DAK) melalui anggaran kegiatan perhutanan. Pemkab Kutim berkomitmen dan memiliki perhatian besar dalam pengembangan serta pelestarian budaya.