SANGATTA. Anggota DPRD Kutim Suriyati meminta agar Balai Latihan kerja (BLKI) milik Dinas tenaga Kerja (Disnaker) diaksimalkan untuk meningkatkan keterampilan lulusan SMU atau SMK dari Kutim. Hal ini perlu agar lulusan SMU atau SMK dari Kutim, bisa ikut mengisi berbagai lowongan kerja yang ada di perusahan di Kutim.
“Kita punya BLK, tapi kurang maksimal. Padahal, kalau ini dimaksimalkan untuk melakukan pelatihan bagi pemuda-pemuda Kutai Timur untuk meningkatkan keahlian atau keterampialn mereka, maka pemuda dari Kutim bisa mengisi berbagai lowongan kerja di perusahan, yang membutuhkan tenaga kerja skil,” katanya.
Disebutkan, di Bengalon, ada sekitar 58 buah perusahan yang beroperasi. Hanya saja, perusahan itu mengisi lowongan pekerjaan dengan mendatangkan pekerja dari luar, yang memang siap pakai. Akibatnya, banyak pemuda di Bengalon, yang hanya jadi penonton . Padahal, sejatinya, perusahan masuk satu wilayah, seharusnya bisa meningkatkan perekonomian warga lokal, dengan menyerap tenaga kerja lokal. Tapi kalau perusahan mendatangkan pekerja luar dengan alasan skil, itu membuat ekonomi masyarakat lokal, tidak akan berkembang karena keberadaan perusahan.
“Jadi seharusnya, perusahan itu mengisi lowongan kerja di perusahan , khususnya yang non skil, dari pekerja lokal. Selain itu, pemerintah harus meningkatkan skil tenaga kerja lokal, agar bisa mengisi lowongan kerja yang membutuhkan skil, di perusahan. Jadi kita juga harus berusaha merebut lapangan kerja dengan meningkatkan skil pemuda-pemuda kutai timur, agar tida ada lagi alasan perusahan mendatangkan pekerja dari luar,” katanya.
Bahkan, dengan pelatihan, dengan keahlian yang dimiliki, maka pemuda-pemudi Kutim bisa berusaha sendiri, untuk mandiri. “yang penting sudah punya keahlian, maka bisa jadi mereka menciptakan lapangan kerja sendiri, dengan membuka usaha,” katanya. (adv)