SANGATTA – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi beberapa hari lalu, kini tidak lagi menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat. Setelah beberapa perihal yang ditunjukkan Pemerintah Kabupaten, untuk meminimalisir percobaan-percobaan ringan yang dilakukan oleh spekulan alias pengepul bbm di Sangatta dapat terkendali. Terlihat dari manisnya jejeran antrean yang jauh lebih manusiawi, ketimbang saat-saat warga rela antre untuk bertemu idola yakni bensin biasa hingga petralite sebelumnya.
Ngang-Ngeng-Ngong suara mesin motor roda dua berbagai jenis yang diupgrade. Seringkali terdengar nyaring ditelinga dan melaju kencang dipandangan kita, pengguna kendaraan bermotor dengan wajah manis dan motor standar alias normal. Namun kita memiliki kesamaan yang sama dengan mereka, bahwa bbm adalah hak segala motor dan pengguna, maka bersaudaralah kita di jalan raya.
Alfando Cesar J, Wakil Ketua Komunitas CRF KLX D”tracker atau disingkat CKD. Mengaku kelangkaan bbm berdampak pada kehidupannya sebagai anak motor, yang gemar melakukan touring bersama rekan-rekannya. Dua minggu lebih anak-anak CKD, hanya berkutat di Sangatta akibat sulitnya mendapatkan bbm.
“Mau touring gimana mas, kalau nyari bbm aja sulit. Biasa dapat eceran untuk pertalite harga Rp. 10.000 perbotol, jadi naik Rp. 14.000 perbotol di penjual eceran. Mau kumpul-kumpul ama teman dilapangan atau dijalan, sembari mewarnai Sangatta dimalam hari jadi enggan. Moga kejadian kelangkaan bbm, dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Agar jangan lagi ada spekulan yang bermain diatas kepentingan masyarakat banyak,” ungkapnya sembari tersenyum.
Hal senada juga dirasakan Kurniawan, anggota CKD. Menurutnya sejak terjadi kelangkaan bbm beberapa waktu lalu, jangan aktifitas kumpul-kumpul anak motor. Aktifitas pengguna kendaraan bermotor biasa juga terkendala, karena kelangkaan membuat isi bensin dalam tangki jadi sekarat.












