Berita PilihanEkonomi

Target Pajak Hotel Rp 1,1 Milyar, Kunjungan Tamu Hotel di Dominasi Pekerja

1186
×

Target Pajak Hotel Rp 1,1 Milyar, Kunjungan Tamu Hotel di Dominasi Pekerja

Sebarkan artikel ini

SANGATTA – Target pajak hotel yang ditetapkan oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kutai Timur untuk periode tahun 2020, secara keseluruhan dikejar sebesar Rp. 1,1 milyar. Dimana pendapatan tersebut diasumsikan untuk kategori hotel bintang empat sebesar Rp. 400 juta dan kategori hotel melati kelas tiga sebesar Rp. 700 juta.

Kepala Bapenda Kutim H. Musyaffa, S.Sos., M.Si ketika dihubungi menyebutkan dari laporan yang diterimanya melalui Kabid Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan Bapenda yakni Andi Nurhadi Putra, hingga awal Februari lalu capaian progres realisasi untuk pajak hotel bintang empat sebesar 11,96 persen dan pajak hotel melati kelas tiga 3,48 persen.

“Data terakhir yang diambil pada tanggal 2 Februari lalu untuk pajak hotel bintang empat setoran yang masuk sebesar Empat Puluh Tujuh Juta lebih, adapun untuk hotel melati kelas tiga sebesar Dua Puluh Empat Juta lebih,” terangnya.

Dihubungi terpisah, General Manager Hotel Royal Victoria Sangatta Warni Hidayat mengakui bahwa pihaknya sebagai salah-satu wajib pajak, terus berupaya mentaati aturan main yang berlaku ditengah-tengah persaingan bisnis dan usaha perhotelan yang melambat dewasa ini. Mengingat tidak mudah untuk menggenjot pengunjung hotel di Kutim, sehingga amat berbeda misalnya dengan di Kota Samarinda.

“Jumlah kunjungan untuk tiap tahun bisa ditakar, jika berbicara persen antara rentang 30-40 persen sudah dapat dihitung. Agar dapat pendapatan lebih, tentu perlu dikreasikan dengan berbagai program dan acara, untuk mendongkrak kunjungan. Di Sangatta trend naiknya kunjungan hotel di triwulan pertama dari awal tahun hingga bulan ketiga, lalu diikuti pada bulan-bulan menjelang akhir tahun,” ungkap wanita yang berhasil membawa Hotel Royal Victoria, memperoleh Proper Hijau dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur ini.

Lebih jauh Warni Hidayat menambahkan, trend kunjungan tamu ke hotel di Kutim berbanding terbalik dengan di tempat-tempat lain di Kaltim, maupun Indonesia pada umumnya. Jika daerah lain ramai pada saat weekend, disini lebih ramai ketika memasuki hari kerja yakni dari Selasa hingga Kamis.

“Mengapa demikian, karena banyak pekerja-pekerja supervisor perusahaan tambang batu bara maupun perkebunan yang melakukan kunjungan kerja ke Kutim pada hari-hari aktif. Peluang tamu transit yang tidak bisa stay over (menginap,red) lama yang kita ambil, lalu kemudia tamu pada umumnya termasuk pula tamu-tamu dari Pemkab Kutim,” jelasnya menutup wawancara. (Arso/ADV)</em>