WARTAKUTIM.CO.ID, SANGATTA – PT Gemilang Start-up Media (GSM) melaksanakan traning bagi sembilan orang calon tenaga kerja (Naker). Calon Naker merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang belum memiliki ketrampilan (Non Skill).
Training perdana, yang dihelat di Hotel Golden, Sangatta, Kutai Timur (Kutim) Rabu (1/12/2021) itu, turut dihadiri Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Kutim, Jayadi mewakili Kepala Disnakertrans sekaligus membuka training itu.
Atas pelaksanaan training itu yang diselenggarakan PT GSM itu, Jayadi memberikan apresiasi bagi LPK Swasta tersebut. Menurutnya, kegiatan itu bersinergi dengan visi dan misi Pemkab Kutim melalui Disnakertrans Kutim yakni, menciptakan 50.000 tenaga kerja baru. Khususnya, bagi mereka yang belum bekerja dan belum memiliki skill (Non Skill).
“Ini merupakan langkah-langkah maju, baru lima hari ketemu (Disnaker) langsung melakukan langkah-langkah strategis untuk membantu pemerintah,” tutur Jayadi, ditemui awak media usai pembukaan kegiatan itu.
Sebab Disnakertrans masih terbatas, dalam artian selama ini masih sebatas pelatihan (soft skill). Sebab trainer-trainer lebih kepada tugas Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), seperti yang dilakukan oleh PT GSM itu.
“Apalagi, mereka (PT GSM) akan menyalurkan (labor supply). Itu suatu kemajuan dan sangat kami dukung. Insya Allah, akan melakukan kerja sama dengan pihaknya. Karena tugas kami (Disnakertrans), memberdayakan masyarakat melalui lembaga-lembaga yang ada,” tuturnya.
Sementara itu, penyelenggara training Ishak Sugianto mengatakan, sebagai lembaga swasta, dalam menindaklanjuti permasalahan-permasalahan di lapangan, terkait pandangan-pandangan yang keliru, dari masyarakat kepada perusahaan.
“Masyarakat di sekeliling perusahaan tambang misalnya, bahwa ada keluhan masyarakat terhadap perusahaan yang menurut pandangan mereka, tidak melakukan penyerapan tenaga kerja lokal. Padahal sebenarnya tidak seperti itu,” imbuhnya.
Hanya saja permasalahan ditemukan, dalam penyerapan tenaga kerja lokal yang ada di sekitar tambang itu, SDM tidak memadai.
Berangkat dari persoalan-persoalan itu, PT GSM mengambil langkah training sebagai solusi dari masalah tersebut. Yakni, dengan membekali orang-orang yang ada di sekitar perusahaan tambang, dengan ketrampilan sesuai dengan kebutuhan industri pertambangan, sawit dan sebagainya.
“Itu visi dan misi kita (PT GSM). Ini baru perdana,” ucapnya.
Ishak menambahkan, sebelum pelaksanaan training, pihaknya melakukan riset selama enam bulan. Mulai dari Kota Balikpapan, Samarinda, Berau dan Kutim. Di Kutim, ditemukan persoalan secara garis besarnya, adalah hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar tidak harmonis.
“Jika di kota-kota lain, termasuk Kecamatan Wahau, cukup satu bulan survei disana masih cukup bagus. Disana ada fasilitas yang diberikan perusahaan untuk meng-upgrade SDM,” jelasnya.
Lebih jauh Ishak mengungkapkan, selama enam bulan melakukan survei di Kecamatan Kaubun, ada perbedaan pendapat yang cukup tinggi sekali, antara kepentingan masyarakat dan perusahaan itu tidak selaras. “Kita akan bedah dulu Kutim ini, sampai pertengahan 2022,” ungkapnya. (ADV/WH)