Ekonomi

Isran Noor, Tak Pernah Menikmati Gajinya.

114
×

Isran Noor, Tak Pernah Menikmati Gajinya.

Sebarkan artikel ini
Bupai KUTIM Isran Noor
images
Photo : Beritasatu.com

Sangatta, WARTAKUTIM.com – TAK banyak pejabat yang mau menyisihkan atau bahkan tak mengambil sama sekali gajinya. Namun tidak dengan Bupati Kutim Isran Noor. Sejak menjabat sebagai bupati pada 2011 lalu, tak sepeserpun gajinya tersebut diambil. Bahkan honor yang nilainya kini mencapai ratusan juta itu justru diberikan untuk membantu masyarakat, khususnya mereka yang berada dibawah garis kemiskinan.

Salah satu contohnya, dengan menyisihkan honor sebagai bupati tersebut untuk dijadikan modal pinjaman bergilir bagi pedagang Pasar Induk Sangatta (PIS). Tak tanggung-tanggung, dana yang disisihkan nilainya mencapai angka Rp 700 juta melalui Koperasi Simpan Pinjam Cahaya Pelangi. Tentu dengan harapan, dana tersebut nantinya dapat dengan mudah membantu kesulitan permodalan yang dihadapi pedagang untuk mengembangkan usahanya.

“Jadi dana itu bukan pinjaman. Tapi diberikan sebagai modal bergulir bagi pedagang. Jika pedagang sukses, dana itu akan digulirkan lagi ke pedagang lain untuk mengembangkan usahanya,” kata Asisten IV Bidang Kesejahteraan Rakyat Mugeni, Senin (17/11)

Dia menerangkan, pembentukan koperasi bagi pedagang memang merupakan ide dari Isran. Mengingat, saat melakukan inspeksi mendadak ke PIS, banyak keluhan pedagang yang kesulitan untuk mendapatkan modal pinjaman. Selain itu ada juga yang terlilit utang pinjaman akibat kondisi pasar yang masih sepi.

“Jadi modal yang diberikan sangat mudah dan ringan. Karena, bunganya hanya 2 persen. Jauh lebih rendah dibandingkan meminjan dengan rentenir yang diatas 30 persen. Jadi benar-benar membantu pedagang. Itu baru satu tindakan nyata dari Pak Isran Noor terhadap masyarakat Kutim. Masih banyak lagi tindakan sosial beliau yang jarang terpublikasi media,” paparnya.

Selain itu, lanjut Mugeni, bentuk kepedulian Isran Noor terhadap masyarakat Kutim lainnya adalah dengan mencanangkan program pengentasan kemiskinan lewat kegiatan Rumah Layak Huni (RLH). Bahkan, secara pribadi Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) itu juga menyumbangkan untuk membiayai pembangunan 25 unit RLH bagi masyarakat kurang mampu.

“Memang sebagian besar pembangunan RLH itu anggarannya bersumber dari bantuan perusahaan melalui dana Coorporat Sosial Responsibility (CSR). Namun, secara pribadi Pak Isran melalui honor beliau sebagai bupati juga disisihkan untuk program itu,” sebut mantan Kadisos Kutim ini.

Dia menyebutkan, program RLH terus dilakukan hingga sekarang, karena sasarannya menyentuh langsung ke masyarakat. Selain itu, karena melibatkan peran serta pihak swasta, pembangunan RLH dapat efektif menekan angka kemiskinan hingga ke akarnya. Apalagi bangunan yang diterima sangat layak untuk dihuni, bukan sekedar layak huni. Bahkan bangunan tidak berada dalam satu komplek, akan tetapi menyebar dan terpisah-pisah dengan maksud untuk memberikan rasa berkeadilan yang merata.

“Program ini (RLH, Red.) mampu menangani kemiskinan secara mendasar. Dengan memiliki rumah maka kualitas hidup masyarakat miskin akan meningkat jauh lebih baik, dibandingkan sebelumnya. Prinsip dasar RLH adalah mewujudkan harapan kaum miskin, dalam kesetaraan sosial kemasyarakatan dengan warga lainnya. (*)